Ne minna... ini FF terGAJE yang pernah
aku buat.. yang mau baca silahkan.. yg gak mau baca jga gpp L
Autor
: SYIFA F S #Chii L Kyuu# *Naoi Kakkoi*
Ganre : liat jah entar
Pemain : - Yuri Chinen as
Yuri Chinen
-
Hikaru Yaotome as Hikari Yaotome
-
Ryosuke Yamada as
Ryosuke Yamada
Pemain tabahan:
-
Daiki Arioka as Daiki Chinen
-
Inoo Kei as Inoo Kei
-
Keito Okamoto as Keito Okamoto
-
Yuto Nakajima as Yuti Okamoto
-
dll
“HOAAAM... ada di mana ini??” ucap yuri
yang baru saja terbangun sambil mengucek-ngucek matanya yang susah di buka
“hah?? Perpustakaan?? Yaah... aku
ketiduran.. gimana nih?? Jam berapa sekarang?? Apakah aq berani mengetahui
pukul berapa sekarang?? Iie” Yuri menggelengkan kepalanya dan perlahan-lahan
berusaha memberanikan dirinya tuk melihat sebuah jam tangan hitam yang
terpasang cantik di tangan kirinya
“are,, udah lewat jam 5.. denger-denger
di sekolah ini ada hantunya dan katanya hantu itu akan bergentayangan setelah
pukul 5 sore... 5 sore? Kayak hantu KUCHISAKE.. apakah sosok hantu itu bener
kuchisake?? kowai.. moga jah itu Cuma isu belaka” Yuripun bergegas membereskan
buku-bukunya dan langsung pergi menuju halaman sekolah
#sedikitnya tentang Yuri
Yuri adalah salah satu siswi kelas 1 di
SMA Hey! Say!. Dia mempunyai seorang sahabat yang selalu menemaninya dari sejak
kecil, yaitu Hikari... dia sangat menyukai hewan kucing. Dia ingin sekali
memelihara hewan itu. Tapi orangtuanya melarang keinginannya itu. Karena saking
sukanya terhadap hewan itu, jika ada yang bertanya “apa cita-citamu??”, dia
pasti menjawab “cita-citaku adalah memiliki sebuah rumah yang dipenuhi oleh
kucing”.. *cita-cita yang aneh*
Dalam perjalanan dia terus mengotak atik
HP’a, berusaha tuk menghubungi seseorang yang bisa di minta bantuan tuk sampai
di rumahnya yang cukup jauh dari sekolahnya itu...
“pak Keito (supir) cepet jemput aku
sekarang juga di sekolah” kata Yuri dengan nada aga keras
“gomen, ade salah sambung yah!! ini Pak Yuma,
penjual ikan goreng yang deket rumah ade itu” jawab orang di sebrang sana
mendengar hal tersebut Yuri langsung melihat layar Hpnya. Dan ternyata benar dia salah sambung.
mendengar hal tersebut Yuri langsung melihat layar Hpnya. Dan ternyata benar dia salah sambung.
“hehe, gomen ne Pak Yuma.. eeeeehhhhh”
(bukankah Pak Yuma penjual ikan goreng itu sudah meninggal dunia sebulan yang
lalu?? Terus, yang aku telpon ini siapa?? Aaaaaaaahhhh) telponpun dengan cepatnya
langsung ia tutup
Dengan kejadian barusan Yuri semakin
takut berada di sana. Ia mempercepat langkahnya dan kembali mencoba mencari bantuan
“Pak Keito,, tasukette.. sekarang juga
jemput aku di sekolah.. aku takut” ucap Yuri dengan nada memelas
“ini de Yuri yah??” tanya seseorang di
sebrang sana
(eh, kok suara perempuan?? Apakah aku
salah sabung lagi??) gumam Yuri dalam hati dan kembali melihat layar Hpnya.
(tapi bener ah, ini no Pak Keito. Aku gak salah) “ini siapa yah??”
“ini bi Yuti, istrinya pak Keito. Ade
lupa yah, pak Keito kan lagi pulang kampung dan dia belum bisa kembali bekerja
karna sakit” jelas bi Yuti
“hehe, wasuremashita. Gomen ne aku sudah
ganggu” menutup HPnya kembali
“aduuuuuuh, moga jah kali ini niichan
bisa diandalkan” kembali menekan-nekan HPnya
“maaf nomor yang anda hubungi sedang
sibuk atau berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi”
“are, lagi-lagi Dai_nii gak bisa
diandalkan. Pasti sekarang dia lagi bersama pacarnya yang super centil itu
(inoo). Inoo aku benci kamu. Niichan kenapa kau begitu cinta padanya!!”
~sesampainya di depan gerbang sekolah~
“aduh..
kenapa sih aku bisa sial banget hari ini?? Udah lupa gak bawa uang, tiba-tiba
Pak Keito (supir) mendadak sakit lagi. Sahabat ku satu-satunya lagi ijin, ada
acara keluarga. Gak bisa dimintai tolong. Jadinya aku gak bisa pulang deh!!”
gerutu Yuri sambil berjongkok meratapi nasibnya itu
“Yuri BAKA. Kenapa gak minta tolong okasan atau otosan mu
sih. Ngomong-ngomong kamu kan punya niichan, kenapa gak minta jemput saja ma
dia! Kalau gak bisa juga, kamu kan bisa minjem uang sama orang-orang disini!!”
“hah,
siapa tuh yang ngomong?” Tanya Yuri kaget sambil mengedarkan pandangannya ke
segala arah
“bagi
yang barusan ngagetin aku, denger yah baik-baik!. Okasan and otosanku lagi
sibuk ngurusin bisnisnya di Amerika sana
*pamer*. Terus Dai_nii itu lagi nge_date sama pacarnya yang bernama Inoo, cewe yang
so imut itu. Mana mungkin dia mau jemput aku! Terus, liat dong baik-baik. Ada
orang gak di sekitar sini?? Pikir dong, sekarang sudah setengah enam sore. Mana
mungkin ada orang yang masih keluyuran di sekolah jam segini?? Kalau ada juga
mungkin dia orang gila” jelas Yuri kesel
dengan masih mencari asal suara barusan
“berarti, kamu dong orang gilanya, karna jam segini masih ada
di sekolah” ledek ____
“enak
ajah, lagian aku masih ada di sekolah ini karna ketiduran waktu baca novel di
perpustakaan. sebeeeell” teriak Yuri sambil melempar tasnya
“eh,
tunggu dulu? Kimi wa dare?
Kok suaranya kedengeran tapi raganya gak keliatan? Apakah kamu hantu penghuni
sekolah ini?? kowai” Yuri pun bergegas
mengambil tasnya dan langsung mengambil
langkah seribu tuk menjauhi sekolah itu
Setelah
berlari sejauh mungkin, Yuripun beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa
lelahnya sesaat
tiba di pertigaan.
“aduh,
hari ini mungkin hari sialku kali!” ucap Yuri dengan napas yang masih memburu
“dari
pada terus mengeluh kaya gini dan gak akan pernah nyampe rumah, lebih baik aku
pulang jalan kaki deh!” kata Yuri pasrah. Dan ketika baru melangkahkan kakinya,
tiba-tiba dari arah kanan muncul sebuah mobil mewah yang sedang melaju kencang
kearah Yuri. Sehingga kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Dia pun langsung
tergeletak kaku di pinggir jalan dengan bersimbahan darah
#Chii L Kyuu#
“aku
ada di mana?” Tanya Yuri ketika siuman
“kamu
ada di rumahku. Kemarin aku gak sengaja nabrak kamu hingga pingsan. Gomen ne”
ujar pemuda yang telah menabrak Yuri
“souka”
“kamu
mau makan?” tawaran pemuda itu
“boleh
deh. Lagian cacing-cacing dalam perutku udah meronta-ronta minta dikasih makan”
canda Yuri
“hahaha.
Lucu banget sih kamu, lagi sakit masih bisa becanda” Pemuda itu langsung menuju
dapur tuk mengambil makanan
MIAU
Tiba-tiba
muncul seekor kucing berwarna putih yang langsung tidur di samping Yuri
“neko??
Kawaii” kucing itu pun langsung di peluknya
“makanan
udah siap!”ujar pemuda itu saat memasuki kamar
“ryo??
Kenapa kamu disini?? Jangan ganggu dia,
dia lagi sakit!” bentak pemuda itu pada kucingnya
“jangan
disuruh pergi. aku suka kok dia ada disini. Ternyata nama kamu Ryo yah” kata
Yuri sambil menempelkan hidungnya ke hidung kucing itu
“ya
udah kalo itu mau kamu. Oh ia, ini makanannya. Aku suapin yah”
*setelah
makanan itu habis*
“ngomong-ngomong
kita belum kenalan nih. Namae wa Yamada Ryosuke desu. Anata?” pemuda itu pun
memperkenalkan dirinya
“Atashi
no namae wa Yuri Chinen desu. Yoroshiku ne.”
“wah
nama yang indah. Apakah sekolah kamu di Horikoshi gakuen??” Tanya Yama
“kok
kamu bisa tau??”
“ya
tau lah. Aku tau dari seragam yang kamu pake itu. Lagian aku juga sekolah
disana” jelas Yamada
“hontouni?
Kelas berapa?” Tanya Yuri
“kelas
2-A”
“oyah senpai, kenapa hari
ini senpai gak sekolah??” Tanya Yuri
“kamu
lupa yah! Kita kan libur selama satu minggu” jelas Yama
“hah?
Wasuremashita (aku lupa)” ucap Chinen garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal
~Seminggu
kemudian~
“Ohayou”
sapa Yuri pada Hikari yang sudah duluan ada di dalam kelas
“ohayou”
balesnya
“selama
liburan seminggu ini kamu kemana saja?” Tanya Yuri
“Cuma
nemenin obasan doang di desa sana. Kalo kamu??” jawab Hikari sambil balik
bertanya
“aku
main ke rumah senpai, Yamada Ryosuke.”
“Yamada
Ryosuke kelas 2-A itu. Cowo yang paling popular di sekolah ini?” Tanya Hikari
gak percaya (dia kan cowok
yang aku suka. Beruntung banget sih Yuri bisa kenal sama dia. Mudah-mudahan
saja dia tidak menyukai Yamada senpai) harap Hikari dalam hati
“hai.
Aku suka bnget ma Ryo. Hontouni kawaii. Makannya aku sering pergi ke rumah
senpai.” Jelas Yuri
DEG
(ternyata
kita berdua menyukai cowok
yang sama. Apakah mereka sudah pacaran?? Apakah aku bisa merelakan cowok yang sangat aku sukai berpacaran
sama sahabatku sendiri?? Kenapa bisa kaya gini!! Yadaaaaaaaaaaaaaaa) hati
hikaripun berteriak-teriak dan merasakan sesuatu yang teramat sakit
“kamu
kenapa?” tanya Yuri yang melihat wajah sahabatnya itu sedikit murung
“gapapa
kok” dengan paksa hikari melukiskan senyuman manisnya
“oyah
hikka, kamu udah bikin PR MATEMATIKA?? Aku belum nih.. boleh ngintip dikit
yah!!” mohon Yuri
“ngintip
dikit?? Biasanya juga semuanya... kebiasaan.. lain kali kerjain diri napa” ucap
hikari sambil menyerahkan buku PRnya itu
“hehe,
klo ngerjain sendiri nanti jah deh. Males. Kalo tinggi badanku naik, baru aku
kerjain sendiri” kata Yuri
“berarti
seumur hidup kamu bakalan terus nyontek! Hah Yuri, kau ini... kalau terus
begini kapan pintarnya??”
“apa
maksud kamu dengan seumur hidup itu??” tanya Yuri
“yah
aku gak percaya jah kalau tubuh kamu bakal nambah tinggi walaupun cuma satu mili
meter” ledek hikari
“yah..
hikari jahat.. kok nyumpahin aku kayak gitu”
“CHIBI”
“hah?
Suara siapa tuh?” Yuri kaget karna mendengar suara orang lain. Padahal di kelasnya
waktu itu Cuma hannya ada mereka berdua
“Yuri
ada apa?” tanya Hikari
“kamu
denger sesuatu?”
“iie,
emangnya ada apa?”
“tadi
aku mendengar seseorang berbicara” jawab Yuri sambil masih mengedarkan
pandangannya mencari asal suara
“mungkin
itu Cuma firasat kamu saja. Udah lebih baik kamu kerjakan PR kamu sana! Nanti
keburu masuk loh”
“un”
Yuri dengan cepat menyalin PR matematika itu... udah propesional kali XD
#Chii L Kyuu#
Diatap
gedung sekolah Hey! Say! Yuri sedang asik menikmati ice cream kesukaannya
sendirian. Dia begitu menikmati pemandangan yang bisa di lihatnya dari sana
waktu itu. Lagit yang begitu cerah, yang dihiasi oleh berbagai bentuk awan
putih. Di sebelah utara terdapat pemandangan laut biru yang begitu luasnya. Di
sebelah selatan terdapat pemandangan kota yang tertata dengan rapihnya. Di
sebelah barat terdapat sebuah gunung yang menjulang begitu tingginya. Dan yang
terakhir di sebelah timur terdapat hutan yang begitu luasnya.. *tata kota yang
teramat aneh dan membingungkan.. biar lah, toh ini imajinasiku.. suka-suka aku
dong #PLAK*
“YUUURIIIIII” panggilan itu membuat Yuri
kaget dan langsung mencari asal suara barusan. Namun tidak ada siapapun di
sekitar situ
“kimi
wa dare?” dengan perasaan takut Yuri terus mencari sosok orang yang
memanggilnya
“ini aku. Kamu masih inget kan kejadian
sekitar seminggu yang lalu itu”
“jadi
kau, ha,, ha,, hantuuu” teriak Yuri dan akan mengambil langkah seribu
“chotto matte. Aku bukan hantu tau. Masa
cantik-cantik begini dibilang hantu sih. Kurang ajar” pernyataan tersebut
membuat Yuri mengurungkan niatnya tuk mengambil langkah seribu andalannya
“kalau
kamu bukan hantu, tolong perlihatkan dong bentuk kamu. Ah, jangan-jangan kamu
malu yah memperlihatkan diri kamu yang sebenarnya” rayu Yuri
“engga,, siapa yang malu. Lagian aku Cuma
autor. Makannya aku hanya bisa numpang suara doang” jelasnya
“hah?
Autor? Ngapain sih lo ganggu-ganggu gue mulu?” tanya Yuri kesal karna si autor
sering mengganggunya
“suka-suka aku” jawab autor seenaknya
“huh,
dasar autor nyebelin. Oooh, aku tau. Pasti kamu numpang exis kan?”
“aah, kamu tau jah. Yuri tumben kau pintar”
ledek autor
“aku
emang pintar” jawab Yuri ketus
“pintar dari mana? Nilai ulangan kamu jah
selalu jelek”
“kata
siapa? So tau. Liat nih nilai ujianku kali ini” Yuri mengambil selembar kertas
dari dalam kantung bajunya. Kertas yang berisikan seluruh nilai ujiannya.
Kertas itu langsung ia angkat tinggi-tinggi ke angkasa oleh kedua tangannya.
Di
dalam kertas itu bertulisan:
Nilai
ujian Yuri Chinen
Matematika
: 7
Bhs
Inggris : 10
Bhs
Jepang : 8
Sejarah : 8
Biologi : 7
Fisika : 5
Geografi : 9
Dll
“gimana?
Bagus kan semua nilai ujianku? Yuri giruloh” dengan bangganya Yuri terus
memperlihatkan hasil ujiannya itu
“perasaan di sekolah ini menggunakan nilai
sampai angka 100 deh! Wah! Yuri,,, nilai kamu jelek banget... baru kali ini aku
melihat nilai yang begitu buruknya” ledek Autor
“Huaaah..
Autor jahat.. udah ah, jangan ganggu aku lagi... lagian itu semua gara-gara
ulah kamu. Kenapa kamu bikin aku jadi seorang anak yang bodoh dalam cerita
ini.. padahal kan yang sebenarnya aku sangat pintar. Tanpa menghapalpun sebelum
ujian aku selalu mendapatkan nilai yang bagus” dengan segera Yuri meninggalkan
tempat itu.
#Chii L Kyuu#
“hi,
Hikari.. tumben sendirian.. Yuri mana?” sesosok pemuda itu tiba-tiba berada di
depan Hikari yang sedang duduk di sebuah bangku yang berada di sisi lapangan
basket. Hikari yang lagi asik-asiknya memakan sebungkus roti sambil menikati
permainan basket itupun merasa amat terkejut menyadari keberadaan pemuda itu
“Ryo
senpai” hanya itu yang dapat Hikari ucapkan
“kamu
bener Hikari kan?” tanya Ryosuke.
Hikari
hanya mengangguk pelan tuk menjawab pertanyaan itu
(Ryo
senpai, kakkoi... aduh, kenapa jantungku berdetak makin kencang.. Hikari please
jangan suka sama Ryo senpai. Kalo itu terjadi Yuri pasti merasa kecewa banget.
Trus kalo mereka jadian, pasti kamu yang akan tersiksa) Batin Hikari
“senpai
kenapa senpai bisa tau nama aku? Oyah! Tadi senpai nanya tentang Yuri yah. Yuri
sedang ada di atap sekolah” akhirnya Hikari berani tuk mengeluarkan suaranya
“aku
tau dari Yuri. Yuri sering banget nyaritain tentang sahabat satu-satunya.
lagian dari dulu aku selalu liat kau berduaan sama Yuri. Jadi aku simpulkan
sajah bahwa kamu itu sahabat satu-satunya yang sering di ceritakan oleh Yuri”
jelas Ryosuke
“souka”
“Hikari,
nanti sepulang sekolah ada waktu ga? Kalau gak ada, mau kan kamu jalan ma aku!”
ajak Ryosuke
(apa?
Senpai ngajak aku jalan? Mau banget. Apakah aku sedang mimpi? Aku terima gak
yah ajakannya? Tapi, kalau Yuri tau gimana??)
“gimana
Hikari? Kamu mau kan?” tanya Ryosuke lagi karna Hikari hanya diam saja
“Hikari”
panggil seseorang dari arah belakang
“Yuri?”
“eh,
ada senpai juga. Wah! Kalian sudah saling kenal yah!” Yuri langsung duduk di
samping Hikari
“kebetulan,
senpai nanti sepulang sekolah aku main lagi kerumah yah!” lanjut Yuri
“tapi,,,”
“maaf
senpai. Aku gak bisa. Aku ada urusan” Hikari langsung berlari meninggalkan
mereka berdua. Dia sudah tidak kuat menahan perasaannya.
“Hikari
kamu mau kemana?” teriak Yuri namun tidak ada tanggapan dari sahabatnya itu
(dia
kenapa? Apa dia tidak menyukaiku) pikir Ryosuke
“senpai
aku boleh kan main ke rumah senpai lagi?” tanya Yuri kembali karna tadi belum mendapat
jawaban
“hah?”
“hayoh
senpai ngelamunin apaan? Tadi aku tanya, apa nanti aku boleh main ke rumah
senpai lagi?”
“oh,
boleh” jawab Ryosuke sambil memperlihatkan senyumannya yang membuat para gadis
terpana dan dengan sekejap dia kembali melamun
“arigatou
senpai. Senpai aku duluan yah! udah mau masuk nih.. jaa ne” Yuripun
meninggalkan Ryosuke sendirian yang masih melamun
TEEEETTTT
“are?
Udah masuk? Eh, ngomong-ngomong Yuri mana?” kata Ryosuke yang baru sadar dari
lamunannya dan langsung berlari menuju kelasnya
#Chii L Kyuu#
Waktu
terus berlalu. Ketiga orang itu selalu melakukan hal yang sama. Ryosuke yang
selalu mendekati Hikari, namun Hikari selalu saja menghindar dengan berbagai
alasan. Sedangkan Yuri hampir setiap hari mengunjungi rumah senpainya itu.
“Hikari
kenapa dari dulu kau selalu menghindar dariku? Apa kamu gak suka aku?” tanya
Ryosuke sambil memegang tangan Hikari dengan lembutnya
“bukan
begitu” Hikari hanya menunduk. Dia tidak mampu melihat sosok pria yang sangat
ia cintai yang ada di hadapannya itu.
“terus
kenapa kau selalu saja menghindar. Asalkan kamu tau, aku sudah menyukaimu saat
pertama kali aku melihatmu, semenjak kau mendaftar ke sekolah ini bersama Yuri.
Dan sekarang aku ingin kau jadi pacar aku” ucapnya
“gomen
senpai. Aku gak bisa jadi pacar senpai. Bukan karna aku tidak suka sama senpai,
tapi ada hal lain yang membuat aku seperti ini” jelas Hikari
“apa
kamu sudah punya pacar?” tanya Ryosuke
“bukan.
bukan karna itu”
“terus?”
“Yuri.
Dia juga menyukai senpai. Aku gak mau bikin dia kecewa. Aku gak mau persahabatan
kita berdua putus begitu saja”
“oh,
karna itu toh. Tenang kalau soal dia, aku yang akan mengurusnya. Aku yakin dia
pasti akan mengerti. Dan merelakan aku sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?”
tanya Ryosuke lagi dengan penuh harap. Namun Hikari hanya diam
“ya
udah kita samperin dia sekarang. Kita minta persetujuan sama dia” ajak Ryosuke
“senpai
jangan lakukan itu” larang Hikari
“udah,
aku yakin kok gak bakalan terjadi apa-apa” ucap Ryosuke yang langsung mencari
Yuri, sedangkan Hikari hanya mengikutinya dari belakang
#Chii L Kyuu#
“nah!
Itu Yuri. Ikou” Ryosuke langsung menarik tangan Hikari. Namun Hikari menolak
“senpai.
Aku belum siap”
“udah.
Gapapa kok”
“ne,
Yuri_can” panggil Ryosuke setelah keberadaannya dekat
dengan sosok yang dipanggilnya barusan. Yuri yang sedang membelakangi mereka
langsung berbalik
“eh,
kalian. Nani atta no?”
“apakah
sekarang kamu ada waktu?” Tanya Ryosuke
“memangnya
ada apa?. Gomen ne, Sekarang
aku lagi ada perlu. Lain kali jah yah, jangan sekarang” jawab Yuri yang membuat hati
mereka tidak puas
“please……
sebentar saja, gak akan lama kok” mohon Hikari yang udah bertekad untuk memberitahu yang sebenarnya
“iya,
ini penting banget buat kami..” tambah Ryosuke
“baiklah
kalau begitu! Memangnya ada apa? Kayaknnya penting banget. Tapi cepetan yah!
Aku gak bisa lama-lama” jawab Yuri
“ia.
Cuma sebentar. Kami janji. Sebelumnya kami berdua minta maaf dengan
sebesar-besarnya.” Ujar Hikari
“minta
maaf? untuk apa? Cepatan dong aku buru-buru nih!” kata Yuri. Raut muka Yuripun
mulai gelisah
“sebenarnya
……!!! sebenarnya ……!!!” Hikari pun mengulangi kata-kata yang sama seperti radio
rusak. Dia sangat takut menyakiti perasaan sahabatnya itu
“sebenarnya
apaan? Cepetan, katanya sebentar!!” ucap Yuri dengan nada aga tinggi. Dia pun
bertambah gelisah. bisa terlihat dari raut wajahnya yang mulai mengeluarkan
keringat
“Yuri
maafkan aku yah. Bukannya aku gak suka sama kamu, bukannya kamu gak cantik.
Malahan kamu lebih cantik dibandingkan dengan Hikari.” Mendengar pernyataan itu
Hikari langsung cemberut
”Demo,
hati aku lebil memilih dia dibanding kamu. Sekali lagi maaf yah! Ore wa
hontouni gomen nasai” jelas Ryosuke
Air
mata Yuri pun langsung keluar, dan ia pun langsung bertanya “terus??”
“kamu
marahnya pada kami berdua? Kami berdua tidak bermaksud untuk membuat kamu
kecewa dan sedih, tapi kami sudah saling cinta. Kami berdua mau pacaran. Tolong maafkan
kami” ucap Hikari
Yuri
tidak berkata apa-apa, malahan dia mencoba tuk meninggalkan mereka berdua. Tapi
Ryosuke
buru-buru menggenggam tangannya dengan erat, sehingga Yuri tidak bisa menjauh
“lepasin
aku” Yuripun memberontak supaya tangannya dilepaskan
“maafkan
kami berdua Yuri_can. Kita masih tetep sahabatan kan?” Tanya Hikari
“kalian
berdua jahat! Lepasin aku. Aku udah gak tahan. Cepet lepasin aku” bentak Yuri
yang masih berusaha melepaskan genggaman tangan Ryosuke
“Yuri
jangan gitu dong! Maafin kami berdua. Kamu harus ngertiin perasaan kami. Kamu
jangan bersikap egois. Kita masih bersahabat kan?” Hikari pun mencoba tuk
menenangkan Yuri
“ia,
aq maafin kalian. Kita juga masih bersahabat kok. Tapi cepat lepasin aku dulu” mohon
Yuri sambil terus menangis
“baik,
aku lepasin. Demo, kamu jangan ngelakuin hal-hal yang aneh yah!” pinta Ryosuke
(hah?
Aneh. Emang’a aku bakalan ngapain. Aku bilang YA saja deh, dari pada keluar
disini. Bisa malu aku) “hai. Sekarang cepat lepasin aku!” suruh Yuri
Yamapun
melepaskan genggamannya. Dan setelah itu, Yuri langsung berlari meninggalkan
mereka secepat kilat.
“Yuri,
chotto matte. Kamu mau kemana??” teriak Hikari
“senpai gimana nih! Kayaknya
dia menuju ke kamar mandi. Apakah dia mau bunuh diri disana?? Gimana kalo itu
terjadi? Aku gak mau kehilangan dia” lanjut Hikari panik
“kamu
tenang dulu. Lebih baik kita ikutin dia” Ryosuke pun langsung menarik tangan Hikari dan langsung membawanya
pergi tuk mengikuti Yuri
*sesampainya
di depan pintu toilet*
“Yuri,
kamu baik-baik saja kan di dalam sana?” Tanya Hikari khawatir
“kok
gak ada suara apapun. Apa dia sudah….” Lanjut Hikari
“hust..
jangan ngomong gitu” ucap Ryosuke, dan Hikari pun mengangguk patuh
“Yuri,
apakah kamu masih hidup??” Tanya Ryosuke yang disusul jitakan yang mendarat di kepalanya
“ittai
yo” Rintih Ryosuke
kesakitan “kamu apa-apaan sih. Kenapa malah jitak aku. Sakit tau” protes Ryosuke
“salah
sendiri, malah nanya yang gak penting kayak gitu” tiba-tiba terdengar suara
tangisan dari dalam toilet itu dengan suara aga lirih
“Yuri,
daijoubu?” Tanya Hikari khawatir
Tidak
ada jawaban
apapun dari Yuri, yang mereka dengar hanya suara tangisan dan tangisan
“kita
dobrak saja pintunya. Aku takut terjadi apa-apa di dalam sana” usul Ryosuke dan ia pun langsung
mendobrak pintu itu hingga terbuka. Di sana terlihat tubuh Yuri yang mungil
sedang duduk di pojokan sambil menangis tersedu-tedu
“kalian
berdua jahat” kata Yuri dan tangisannya pun makin membesar
“daijoubu?
Kamu gak bunuh diri kan?” Tanya Hikari khawarir
“bunuh
diri?? Ngapain aku bunuh diri?? Kurang
kerjaan jah. Oh, aku tau! Jadi kalian pingin aku mati!”
“bukan
itu maksud kami. Kami takut saja kamu bunuh diri karna kamu gak rela kami
berdua jadian” jelas Ryosuke
“buat
apa aku bunuh diri karna hal itu. Malahan aku seneng kalian jadian” ucap Yuri
yang membuat kedua sahabatnya itu lega + bingung
“turus
kenapa kamu membenci kami dan nangis kaya gitu?” Tanya Hikari penasaran
“lihat
nih, gara-gara ulah kalian berdua tadi. Aku ngompol. Rok aku basah. Mana
mungkin aku masuk kelas dengan keadaan seperti ini” jelas Yuri sambil
memperlihatkan roknya yang basah
“Pokoknya
kalian harus tanggung jawab. Kalian juga gak boleh bilang sama orang lain
tentang hal ini. Jika kalian gak mau tanggung jawab dan berita ini tersebar
pada orang lain, liat jah nanti aku akan menjadi hantu gentayangan yang akan
ganggu kalian seumur hidup ku” ancem Yuri
“seumur
hidup ku? Biasanya juga seumur hidup mu” tanya Ryosuke
“senpai
baka. Dalam keadaan seperti ini sempet-sempernya bertanya seperti itu” ucap
Hikari
“senpai
emang baka. Jelas-jelas seumur hidup aku lah.. kalau seumur hidup kalian,
gimana kalau nanti aku yang mati duluan, mana bisa aku ganggu kalian” jelas Yuri
“eet,
jika kami mati duluan juga, kamu gak bisa ganggu kami kan” kata Ryosuke
“ia
juga yah”
“ah,
kalian berdua ini baka. Ngapain mempermasalahkan hal seperti itu. Kita harus
cepat mencari solusi. Sebentar lagi mau masuk” ucap Hikari
“ih, udah gede masih ngompol”
“Yuri,
siapa tuh? apakah ada orang lain selain kita di sini?” Tanya Hikari sambil
mengedarkan pandangannya. Ryosuke pun ikut mengedarkan pandangannya.
“udah.
Biarin saja! Jangan di anggap. Dia cuma Autor yang gak jelas” ucap Yuri yang
sudah terbiasa dengan kelakuan Autor yang selalu mengganggunya itu
“wakatta”
ucap Hikari dan Ryosuke hampir
barengan
“yah. Aku di campakkan. Hiksu… huhuhu”
autor pun langsung pergi ke tempat Ryutaro untuk mengadukan kelakuan Yuri
terhadapnya
“emang gue pokirin!” kata Ryuu dengan sikap
acuh tak acuh
“Ryuu kok gitu!! Sakit hati. Tapi tenang,
masih ada papi Yuya dan abangku tersayang Yabu”
“hah? Emang loe siapa kita? Kenal juga
engga. Bye!” ucap Yuya
“ternyata aku benar-benar dicampakkan oleh
mereka semua” autor pun mulai mengeluarkan air matanya
“jangan nangis, masih ada kok yang sayang
sama kamu” Yabu pun menghibur autor
“hontouni? Dare?” autor merasa bahagia
karna masih ada yang menyayanginya dan langsung menghapus air matanya
“keluarga kamu! Jaa ne, udah dulu yah. Aku
dan Yuya mau pergi ke mall dulu” mereka berduapun langsung meninggalkan autor
yang sedang mangap
“are, nasib… nasib… eh, kok jadi nyeritai
tentang Autor yah!. Uh, BAKA. Gomen ne minna, sudah terjadi kesalahan yang
fatal. Autor janji, gak bakalan ngulangi kesalahan lagi. Demo, jika terulang
kembali, atashi wa hontouniiii gomen nasai. autor juga hanya manusia.
Jadi….XXXXXXXX *Autor di bekap*
“jadi gak nih lanjutin ceritanya??” protes
pembaca
“hehehe.. ia, ia, jadi. Tunggu dulu dong.
Kata pa ustad juga, jadi orang itu harus sabar. Nanti di sayang tuhan deh”
dengan memperlihatkan gaya imutnya
“ni orang maunya apa sih??” karna kesal
pembaca pun melempari autor dengan sandal swalownya
“ia, ia, ia.. Kembali ke FF..” >o<
Autor langsung pingsan karna kena lempar sandal dri pembaca
“apa yah? Apa yah? Apa yah? Jadi lupa mau
lanjutin apa”
“kok autornya idup lagi??”
Seret autor dan kunci dia di gudang. “gomen
ne minna, dia emang gitu. Kita lanjutin lagi yah ceritanya. Kenalin dulu, aku
autor ke 2. Kembali ke LEPTOP. Ups, salah. kembali ke FF”
*setelah
mencarikan solusi buat Yuri*
“Yuri
aku masih bingung. Dulu kan kamu sempet curhat ma aku kalau kamu tuh suka
banget ma Ryo senpai.
Sering ngomongin dia, hamper tiap hari pergi ke rumahnya. Tapi kenapa sekarang
malah relain hubungan kita? Kamu beneran gak apa-apa kan?” Tanya Hikari
“kapan
aku bilang suka sama senpai?”
Tanya Yuri heran sambil mengingat-ngingat kembali masa lalu
“dulu.
Kamu bilang suka sama Ryo”
“Ryo?
Oh, ternyata kamu salah paham yah! Yang aku maksud bukan Yamada Ryosuke. Kapan
juga aku panggil dia dengan sebutan Ryo. Aku kan suka panggil dia senpai” jelas
Yuri
“trus
Ryo itu siapa dong?” Tanya Hikari makin penasaran
“APA?
Jadi selama ini kamu selalu pergi ke rumah aku karna kamu suka sama Ryo kucing
peliharaan ku itu??” Tanya Ryosuke syok
“hai.
Lagian aku sudah punya pacar kok”
ucap Yuri sambil senyum-senyum sendiri
“masa??
Kok aku gak pernah melihatnya” kata Hikari
“mau
liat??” Yuri pun langsung membuka tasnya dan mencari sesuatu di dalam sana
sambil membanggakan sosok pacarnya itu “dia itu yah suka nemenin aku kemanapun
aku pergi. Makan, tidur, mandi, pokoknya kami berdua tidak pernah berpisah.”
“hah?
Mandi bareng?” Ryosuke makin syok dan langsung ngayal
“tapi
kenapa aku gak pernah melihatnya” ucap Hikari bingung
“Nih
dia pacarku” ujar Yuri sambil menunjukkan telpon genggamnya
“mana?”
Hikari langsung mengambil HP itu dan langsung melihat tampilan di layar HP
Yuri. Namun Hikari hanya melihat fotonya yang sedang tertidur pulas
“aku?”
“bukan,
bukan kamu. Aku masih normal kali. Walaupun nama aku YURI. Tapi aku bukan
pecinta sesama jenis. Aku engga lesbian tau” ucap Yuri
“terus
mana pacar kamu?” tanya Hikari yang masih asik mengotak atik HP sahabatnya itu
tuk mencari sosok pacar sahabatnya yang misterius itu. Dia sangat penasaran
“itu
yang kamu pegang” jawab Yuri sambil menunjuk Hp’a dan langsung mengambilnya
“hah,
jadi pacar
kamu itu sebuah handpone??” Tanya Hikari
bingung
“hai,
ya kan Rei_chan”
bales Yuri sambil menciumi HPnya
“huh,
dasar cewe aneh” ucap mereka berdua hampir bersamaan sambil menggelengkan
kepalanya ke kiri dan ke kanan
“sama
sajah Yuri. Kau gak normal. Masa benda mati dianggap pacar sih” ucap Ryosuke namun
Yuri masih saja menciumi HP’a itu
The End
Gimana
minna ceritanya?? GAJE yah?? Pasti gak seru.. gomen ne, aku emang gak berbakat
dalam membuat cerita.. tapi aku pengen banget bisa seperti kalian…
Yang
sudah terlanjur baca tolong beri komennya..
Aku
butuh kritik dan saran kalian
Arigatou