Senin, 24 Juni 2013

Terowongan angker


Hi minna... ketemu lagi dengan saya. FF ini terinspirasi dan di ambil dari sebuah urban legend yang terdapat di Negara Jepang sana. aku nemu di Pg Mitos, misteri, dan urban legend dunia. Namun karna autor tidak mengetahui keberadaan misteri itu tepatnya di daerah mana. Maka autor mengarang bebas. XD

Yang mau baca DOUZO,,,

Demo, gomen na kalo ceritanya jelek, gak nyambung, bahasa rancu, dan semua kekurangan lainnya.... ^_^


Autor : tentu saja saya à Syifa Fithriani Shadrina/Naoi Kakkoi/ #Chii L Kyuu#/Princess Ichigo *bergandengan tangan dengan Yama*

Ganre: horor

Pemain:

-          Yamada Ryosuke (dia akan selalu ada dalam setiap FF ku... ^_^)

-          Reiko Wada-> Pacar Yama (AUTOR) XD

-          Chinen Yuri

-          Tomomi (SCANDAL) / Timo

-          Hayate Wada (Da-iCE) -> kakaknya Reiko


~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

 *Reiko POV*

Langit sudah semakin gelap. Aku mempercepat langkahku menuju kelasku, Kelas 2-B yang berada di lantai dua gedung sekolahku ini. Kalian pasti bertanya kenapa aku pergi ke kelas bukannya pulang kerumah mengingat sekarang sudah menjelang sore bukan! Sebenarnya aku sudah di tengah perjalanan menuju rumah, namun ketika aku akan menghubungi kekasihku (Yamada Ryosuke), aku baru ingat kalau Hp_ku ketinggalan di kelas. Untung masih ada beberapa anak yang berkeliaran di lingkungan sekolah ini.

Setibanya di depan kelas, aku melihat sahabatku (Timo) beserta kekasihnya (Chinen) sedang melakukan perdebatan. Karna penasaran dengan apa yang diperdebatkan mereka, akupun langsung menghampiri mereka.

“hai. Kalian sedang memperdebatkan apa?” tanyaku

“Rei_chan,, sahabatmu gila. Masa gara-gara aku gak mau nemenin dia mengetahui misteri aneh yang dia dengar dia minta aku mutusin hubungan kita” jelas Chii

“hah? Misteri aneh apa?” tanyaku lagi ikut antusias ingin mengetahui misteri itu dan mengabaikan ucapan Chii

Aku dan sahabatku itu dari dulu memang menyukai hal-hal yang berbaur misteri. Dulu kami sering mencoba mengetahui kebenaran-kebenaran misteri yang kami temukan. Walaupun kami tidak pernah menemukan kebenarannya, seperti dulu kami sempet melakukan permainan pemanggil arwah ‘bayi biru’, namun tidak terjadi apa-apa. kami juga sering mengunjungi tempat-tempat angker di waktu malam hari, namun yang ada cuma suara jangkrik, burung hantu, atau anjing yang melolong di malam hari. Tapi walaupun seperti itu kami sangat senang malakukannya. Kami juga suka mengoleksi buku ataupun film-film yang berbaur misteri. Kami juga sempet membuat misteri kami sendiri. Dan itu dulu, sebelum kami menginjak bangku SMA. Dan sekarang aku sangat menginginkan masa-masa seperti itu kembali.

“tadi pagi aku mendengar bahwa Terowongan yang ada di perfektur Saitama (Kei,, pinjam yah nama tempat kelahiran mu. *Autor bingung*) yang kira-kira panjangnya 700 meter. Katanya terowongan itu sangat angker. Aku ingin membuktikan kebenarannya Rei_chan. Aku ingin melakukan seperti yang waktu dulu kita lakukan. Kamu tau sendirikan, kalau aku gak membuktikannya secara langsung aku akan selalu penasaran. Walaupun aku gak nemuin apa-apa, tapi aku puas bisa membuktikannya sendiri. Begitu juga denganmu. Gimana? Kamu mau ikut aku membuktikannya seperti waktu dulu?” tanya Tomomi padaku

Chinen menggeleng ke arahku. Dia memintaku agar tak mengikuti ajakan pacarnya. Demo, karna aku juga sangat penasaran dengan misteri itu, akupun langsung mengangguk yakin. “tentu. Mana mungkin aku bisa melewatkannya.”

“aaaaaa,,, Rei_chan baikdeh” Tomomi langsung memelukku sambil berjingkrak-jingkrak girang. Aku hanya menyunggingkan senyumku. Sebentar aku melirik ke arah Chinen. Wajahnya terlihat kusut. Mungkin dia takut kalau terjadi apa-apa pada pacarnya.

Aku melepaskan pelukan Tomomi. “aku pulang duluan yah! Kita pergi ke sana besok. Nanti aku jemput di rumahmu”

“hai”

Akupun langsung menuju tempat duduk yang biasa aku duduki tuk mengambil Hp. Setelah itu akupun langsung pergi keluar kelas. Sebelum benar-benar pergi dari kelas aku sempatkan dulu tuk pamitan pada mereka. kelihatannya mereka masih memperdebatkan soal yg tadi.

“itteki” pamitku

“ittera” jawab mereka secara serempak dan kembali memperdebatkan masalah itu.

“sebaiknya kalian memperdebatkan itu di tempat lain. Sebentar lagi gerbangnya akan di tutup” ucapku dan langsung pergi

~*~*~*~ Ke esokan harinya di kediaman Wada ~*~*~*~

*Autor POV*

“Rei_chan cepet bangun. Udah siang” ucap Hayate (kakak Reiko) sambil menarik selimut yang menyelimuti tubuh Reiko dan langsung membuka tirai, sehingga sinar mentari yang cerah itu menembus kaca kamar Reiko dan menerangi ruangan tersebut.

“hmm,, sebentar lagi. Masih ngantuk” ucap Reiko sambil menghalangi mukanya dengan bantal karna sinar mentari itu mengenai wajahnya.

“hei. Kau mau mati karna gak bisa nafas. Cepat bangun. Katanya mau ke terowongan angker itu” karna kesal Hayatepun menggulingkan Reiko hingga terjatuh ke lantai

“itte,,,” rintih Reiko

“niichan jahat. Eh,, tadi niichan bilang apa? Kenapa niichan bisa tau kalau aku mau ke terowongan itu?” Reikopun bangkit sambil mengelus-ngelus tubuhnya yang sakit karna ulah niichannya itu.

“dasar imotou baka. Bukankah kamu sendiri yang menceritakan kepadaku semalam dan menyuruhku tuk membangunkan kamu pagi-pagi karna kamu akan pergi ke Terowongan angker itu. Buat apa sih kau pergi ke sana. Kurang kerjaan. Lebih baik kau cepet mandi sana. Pasti sebentar lagi pacarmu datang”

Ting Tong

“tuh kan. Apa niichan bilang” Hayatepun langsung menuju ruang tamu sedangkan Reiko buru-buru pergi ke kamar mandi

Sesampainya di ruang tamu, Hayate langsung membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk

“Yama,, ayo masuk. Mau minum apa?”

“gak usah niisan”

“ayolah,, lagian Reiko baru bangun. Mungkin sekarang lagi mandi. Dan kau tau sendirikan, kalau dia itu lama banget mandinya. Belum lagi harus dandan dan memilih baju.”

“hi Ryo. Ayo kita pergi sekarang” tiba-tiba Reiko muncul dan langsung menggandeng tangan Yama

“eh,, cepet banget. Jangan-jangan kau gak mandi dulu yah!”

Mendengar perkataan dari niichannya itu Reiko langsung mengembungkan pipinya

“enak aja. Niichan jah yang gak mandi. Ryo, ayo kita pergi sekarang” Reikopun langsung menarik tangan Yama pergi

“Ittekimasu” pamit Yama

“Itterashai” jawab Hayate sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adik satu-satunya yang aneh (?)

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

Yama dan Reikopun telah sampai di rumah Tomomi. Sepertinya Tomomi dan Chinen masis memperdebatkan tentang kepergian Tomomi ke terowongan angker itu. Reikopun langsung menghampiri dua pasangan itu diikuti Yama dari belakang.

“kalian masih saja memperdebatkannya. Chii, daripada kau khawatir dengan Timo. Lebih baik kau ikut kita. Percuma kau membujuknya. Dengan cara apapun kau membujuknya gak bakalan mempan” kata Reiko

Mendengar perkataan Reiko, Chii pun berpikir sejenak

“hemm,,, baiklah. Aku ikut” ucap Chii pasrah.

“nah,, gitu dong. Itu namanya pacarku. arigatou” Tomomi pun langsung menggandeng tangan Chii dan mencium pipi Chii sekilas sebagai tanda terimakasihnya.

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

07:39

Akhirnya merekapun sampai di terowongan yang dimaksud. Terowongan yang berada di sebuah jalan terpencil. # Jangan tanya kenapa mereka baru nyampe jam segitu. Mungkin mereka tersesat terlebih dahulu atau apalah. Autor tidak peduli#

Yama menghentikan mobilnya tepat didepan terowongan, dan menoleh ke arah pacarnya  yang duduk di kursi sebelah beserta Tomomi dan Chinen yang duduk di kursi belakang.

“apa kalian siap?” tanya Yama

“tentu. Kami siap sejak dari kemarin” jawab Reiko dan Timo hampir barengan

Chii melihat dan memperhatikan sejenak ke dalam terowongan itu “liat. Terowongan itu gak aneh sama sekali. sama seperti terowongan-terowongan yang lainnya. Lebih baik kita pulang yah!”

“gak. Kita harus memasuki terowongan itu dulu dan membuktikan kebenarannya. Jika kamu gak mau ikut, turun saja dari mobil ini dan pulang sendiri dan mulai sekarang juga kita putus” ucap Tomomi sambil melototi Chii. Setelah menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba hujan turun dengan amat lebatnya. Chii langsung diam seribu bahasa, ia ,merasakan firasat buruk akan hal ini.

Reiko dan Yama hanya menggelengkan kepala melihat tingkah pasangan itu.

Yamapun mulai memacu mobilnya menyusuri terowongan. Namun sudah mencapai ujung lorongpun tidak ada apapun yang terjadi.

“Ryo,, ayo kita lakukan lagi” pinta Reiko

“ia. Ayo kita lakukan lagi sampai benar-benar terjadi sesuatu” ujar Timo

“Baiklah”

Yamapun langsung mengikuti keinginan kedua gadis itu. Lama-kelamaan semua yang ada dimobil mulai merasa bosan, dan suasana dalam mobil menjadi hening. Tidak ada seorangpun yang berbicara. Satu-satunya suara hanyalah dari air hujan yang menghantam mobil yang mereka tumpangi itu. Dan ketika mereka menyusuri terowongan yang kelima kalinya tiba-tiba raut muka Chii berubah. Kulitnya memucat.

“Chii,, douka shita no? (ada apa?). apa kamu sakit?” tanya Tomomi yang melihat keanehan dari Chii

“Yama,, cepat pergi dari sini” Pinta Chii

“Chii kau kenapa? Tapi, Sejauh ini kita belum menemukan apa-apa yang aneh. Kita tunggu beberapa sa,,,” Reiko berfikir sejenak “Ryo,, cepet kita pergi dari sini” lanjut Reiko tiba-tiba sambil menggoyang-goyangkan tubuh Yama

“tenang. Baiklah, kita pergi dari sini” ucap Yama dan langsung menggas mobilnya.

“kalian berdua menyebalkan” ucap Tomomi

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

Sampailah mereka di kota terdekat.

Setelah menghentikan laju mobil itu, Yamapun langsung memeluk Reiko yang masih ketakutan untuk menenangkan kekasihnya itu.

“kamu kenapa?” tanya Yama khawatir

“......”

“kalian berdua bener-bener menyebalkan” ucap Tomomi

“terowongan itu benar-benar menakjubkan” ucap Reiko tiba-tiba. Ekspesinyapun berubah dari takut menjadi kagum. Yamapun langsung melepaskan pelukannya dan menatap aneh kekasihnya itu

“eh?” ujar Tomomi bingung

“keluarlah dari mobil. Mungkin kalian akan menemukan sesuatu” ujar Reiko

karna penasaran dengan apa yang dimaksud Reiko, Tomomi pun keluar dari mobil itu. Dan ketika membalikkan badannya, ia menemukan sesuatu yang sungguh menarik. Tiba-tiba Tomomi langsung ambruk dan terduduk di tanah.

“ada apa?” karna penasaran Yamapun ikut keluar dan melihat ke arah mobilnya. Di mobil itu kini terdapat ratusan jejak tangan yang berasal dari darah. Yama dan Tomomi kemudian melihat ke arah Chinen dan Reiko secara bergantian.

Chinen terlihat sangat shok. Wajahnya pucat dan badannya tidak berhenti gemetar. Sedangkan Reiko hanya tersenyum misterius sambil ikut turun dari mobil tuk melihat keadaan mobil itu.

“kupikir sebuah hal yang amat sangat aneh,,, jika ternyata kita mampu mendengar suara hujan menghantam mobil kita di dalam sebuah terowongan..” ucap Chii tiba-tiba

Ne minna,, gimana ceritanya.... tolong kasih komentar dan sarannya yah!!










cerita itu diambil dari 

Kamis, 06 Juni 2013

Yankee???

Hi minna san.. ketemu lagi dengan saya... yang mau baca FF saya DOUZO..
Demo, gomen na kalo ceritanya jelek, gak nyambung, bahasa rancu, dan semua kekurangan lainnya.. ^_^


Autor : tentu saja saya -> Syifa Fithriani Shadrina/Naoi Kakkoi/ #Chii L Kyuu#/Prince Ichigo * bergandengan tangan dengan Yama*

Pemain:

- Yamada Ryosuke

- Sayumi Michishige (member momusu)

Pemain tambahan :

- Chinen Yuri

- Yabu Kouta -> Yabu sensei

Genre: persahabatan, mungkin hehe



Hari ini adalah hari dimana aku masuk sekolah baruku. Horikoshi Gakuen, itulah nama sekolah baruku. Ya, sekolah ini adalah salah satu sekolah yang elit di kota Tokyo ini. Bisa terlihat dari bentuk bangunannya yang megah.


Sebenarnya aku pindah ke sekolah elit ini bukan karena keinginanku. Mana mungkin coba anak yankee sepertiku akan betah lama-lama di sekolah ini dan menuruti semua peraturannya. Ya, aku pindah ke sekolah ini karna dipaksa oleh kedua orangtua ku. Mereka ingin sikapku berubah. Awalnya aku menolak di pindahkan ke sekolah ini. Namun, karena sebenarnya aku juga ingin merubah sikapku ini, akupun setuju. Aku ingin seperti anak-anak lainnya yang mempunyai banyak teman dan bisa bercanda dengan mereka. Tapi gimana lagi, aku sudah di cap sebagai yankee dan gak ada satupun yang mau berteman denganku. Jangankan berteman, sedang jalan melewati mereka saja, mereka langsung menghindar. Malangnya nasibku. Semoga saja murid-murid di sini tidak mengetahui masalaluku sebagai yankee sehingga aku dengan mudah dapat merubah sikapku ini dan mempunyai banyak teman tanpa perlu gengsi.

Oyah, aku lupa belum memperkenalkan diri. Namaku Yamada Ryosuke. Aku tinggal di Hokaido dan aku adalah murid kelas 2 di Hoshi Gakuen. Ups,, salah, itu dulu. Sekarang aku tinggal di sebuah apartemen yang dibelikan oleh orangtuaku di perfektur Tokyo Jepang ini. Dan kalian sudah tau kan sekarang aku sekolah dimana dan kalian juga sudah tau alasan aku pindah ke sekolah ini bukan!


Aku melangkah memasuki gerbang sekolah baruku ini. Semua mata tertuju padaku. Aku merasa sangat risih dengan tatapan mereka terhadapku. Tapi sudahlah, mungkin mereka menatapku seperti itu karna mereka merasa asing dengan kehadiranku atau mungkin karna mereka terpesona dengan tampangku yang rupawan ini. XD


Aku terus berjalan, namun tiba-tiba pandanganku tertuju pada salahsatu siswi yang sedang asik membaca buku di bawah rindangnya pohon sakura yang ada di pekarangan sekolah ini. Dan itu membuat langkahku berhenti. Aku gak tau kenapa pandanganku tidak bisa lepas dari gadis itu.


DEG

Dia melihatku. Dia tersenyum padaku. Perasaan apa ini? Kenapa jantungku berdegup dengan kencang? Aneh...

“oyahou, kau anak baru itu yah?” sapa seseorang dari belakang tubuhku.

Suara itu membuyarkan lamunanku dan dengan refleks akupun membalikkan badanku dan menghadap kearahnya. Terlihat seorang pria yang umurnya lebih tua dariku sedang tersenyum padaku. Mungkin dia adalah salah satu guru di sini. Bisa terlihat dari penampilannya.


“ohayou. Hai. Hajimemashite. Ore wa Yamada Ryosuke desu. Yoroshiku” ucapku memperkenalkan diri sambil membungkukkan badan sedikit.

“hajimemashite. Yabu Kouta desu. Kebetulan aku adalah wali kelasmu. Ayo ikut aku” ucap laki-laki itu yang ternyata walikelasku.

“hai” akupun langsung berjalan mengikutinya dari belakang. Aku menyempatkan melihat ke belakang, ke arah pohon sakura tadi tuk melihat gadis itu lagi. Namun gadis itu sudah tak lagi berada di sana. Mungkin dia sudah pergi ke kelasnya berhubung jam pelajaran akan segera dimulai.

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

“ohayou” sapa Yabu sensei

“ohayou” jawab para murid di kelas itu. Kelas 2b, kelas yang akan aku huni mulai sekarang. Aku berada di luar kelas, menunggu Yabu sensei menyuruhku masuk. Aku sangat grogi. Apa aku bisa bersikap seperti layaknya murid normal (?). Ayo Ryosuke,,, ganbatte. Akiramenaii.

“hari ini kalian akan mendapatkan teman baru pindahan dari Hoshi Gakuen yang ada di perfektur Hokaido”. Jelas Yabu sensei

“silahkan masuk” mendengar itu akupun langsung memasuki kelas dengan perlahan. Aku melihat ke segala penjuru kelas. Mereka semua diam dan hanya memperhatikanku dengan melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ini emang sekolah elit. Biasanya kan jika kedatangan murid baru, apalagi dengan tampang yang rupawan seperti aku ini murid-murid lain bakalan teriak-teriak gaje atau paling tidak para siswi pada bisik-bisik. Ini,, (?)

Saat aku berhenti melangkah, sekali lagi pandanganku tertuju pada gadis yang aku lihat di bawah pohon sakura tadi. Dia memandang keharahku dengan pandangan yang bahagia (?) dia duduk di bangku paling ujung ruang kelas dekat jendela yang menghadap ke halaman belakang sekolah ini.

“hajimemashite. Yamada Ryosuke desu. Yoroshiku onegai shimasu” tanpa disuruh sensei akupun memperkenalkan diri.

“silahkan duduk di bangku kosong itu. Kita akan mulai pelajaran” kata Yabu sensei sambil menunjuk bangku kosong sebelah gadis itu dan langsung membuka buku pelajaran yang dibawanya. Akupun langsung berjalan menuju bangku yang ditunjuk sensei tadi.

 “yama... kau duduk disitu. Aku yang disini yah” kata gadis yang tadi aku lihat di bawah pohon yang akan menjadi teman sebangku ku sambil bergeser merapat ke dinding kelas. Akupun mengikuti maunya.

“atashi wa Sayumi Michishige desu. Panggil saja Sayu. Yoroshiku” ucapnya memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya dan dengan memperlihatkan senyuman manisnya seperti tadi.

“Yamada Ryosuke. Panggil jah Yama. Yoroshiku” ucapku sambil menyalaminya

Kenapa orang-orang yang duduk di sekitarku tiba-tiba melihat ke arahku dengan tatapan aneh? Apa mereka tau kalau aku ini seorang yankee? Tanpa mempedulikannya akupun langsung memperhatikan sensei di depan

~Setelah bel istirahat berbunyi~

“Yama kita ke kantin yuk” ajak Sayu padaku

“engga ah”

“ayolah..” pintanya dengan sedikit memelas

“gomen, tapi aku mau keliling sekolah. Mau liat-liat keadaan di sini” ucapku

“nanti aku temenin keliling-keliling deh, tapi sebelumnya kita ke kantin dulu” ujarnya

“emm, baiklah”

Tatapan aneh itu. lagi-lagi mereka menatapku seperti itu.. tanpa mempedulikannya akupun langsung mengikuti langkah Sayu yang berada di depanku.

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

Selama diperjalanan keliling sekolah kami (aku dan Sayu) terus membincangkan tentang sekolah ini, dia menjelaskan semua ruangan yang kami lewati. Dan sepanjang perjalanan itu juga setiap siswa yang berpapasan dengan kami, selalu memperlihatkan tatapan yang aneh kearahku mereka juga selalu membuat jarak denganku. Apa statusku sebagai yankee tidak akan pernah berubah??

25 menit berlalu. Kami sampai di sebuah ruangan yang ada di belakang sekolah

“itu ruangan apa?” tanyaku sambil menunjuk ruangan yang aga menyeramkan itu. Sepertinya ruangan itu tidak terurus

“itu gudang penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai. sudah lama tidak ada orang yang berani ke sana. Katanya di sana ada hantu” jelas Sayu

“yama kita pergi dari sini yuk. Aku takut. Lagian 5 menit lagi kita masuk. Kita kembali kekelas sekarang yah!” katanya sambil menarik tanganku pergi. Akupun menurutinya

~saat pulang sekolah~

“Sayu, rumah kamu dimana? Apa kamu pulang sendiri? aku antar pulang yah!” ajakku padanya. Gak tau kenapa rasanya aku sudah sangat dekat dengannya, walaupun kami baru bersama beberapa jam saja. Mungkin karna hanya dia yang menganggapku dan baru kali ini aku memiliki teman.
“gomen, aku ada urusan lain. Lain kali jah yah. Jaa ne” ucapnya sambil berlalu pergi

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

1 bulan berlalu. Sepertinya aku mulai menyukai Sayu. Apa dia juga menyukaiku? Tapi kenapa setiap kali aku mengajaknya pulang bareng dia selalu menolaknya? Apa dia sudah punya pacar?

“Sayu,,”

“hemm, nani?” tanyanya sambil terus memakan bentonya

Seperti hari-hari sebelumnya, saat istirahat kami selalu makan siang di atap sekolah. Begitupun dengan sekarang

“apa,,, apa kau sudah punya pacar?” tanya ku

“eem,, emm” diapun hanya menggeleng sebagai jawaban

Kalau begitu aku punya pelung dong untuk menjadi pacarnya. Eh, tunggu dulu, selama aku sekolah disini kenapa aku tidak pernah liat dia bersama teman-teman yang lain? Apa karena dia dekat denganku mereka menjauhinya. Apa aku harus menjauhinya? Aku tidak mau dia juga dijauhi oleh orang-orang.

“yama, nanti malam kamu mau hadir di acara pesta ulang tahun Chinen di sekolah ini?” tanya Sayu padaku

“engga. Dia tidak mengundangku” jawabku enteng. Aku gak peduli dengan hal itu. Lagian aku gak suka pesta-pesta. Walaupun aku di undang aku gak akan datang ke pesta itu.

“kalau kamu pasti datang kan?” tanyaku

Tiba-tiba raut wajahnya berubah. Terlihat goresan kesedihan di wajah manisnya itu

“nande?” tanyaku bingung

“aku juga tidak di undang. Padahal dulu dia adalah sahabatku. Dia selalu baik padaku. Demo, sudah sebulan lebih ini dia selalu menghindar dariku. Setiap aku memanggilnya, menolehpun dia tidak pernah” jelasnya sambil mulai meneteskan air matanya

“jangan nangis, sebentar lagi dia akan memperlakukan mu seperdi dulu. Aku janji” ucapku sambil memeluknya untuk menenangkan perasaannya. Aku tidak tega melihatnya nangis seperti ini.

~keesokan harinya saat istirahat~

“yama ikou” ajak Sayu padaku tuk makan bento di atap sekolah seperti biasa.

“Sayu, sebaiknya mulai sekarang kau jangan dekat-dekat aku lagi” kataku

“nande?” tanyanya bingung

Aku tidak menghiraukannya. Aku terus sajah berjalan menjauhinya

“yama chotto matte” teriaknya dan akan mengejarku. Sadar akan hal itu,  akupun langsung berlari tuk menghindarinya.

Aku terus berlari. Tidak peduali dengan tatapan aneh orang-orang yang aku lewati. Aku sudah terbiasa dengan tatapan itu. Sesampainya di tempat sepi, akupun menghentikan langkahku. Sejenak aku mengatur nafasku yang memburu ini.

“yama,,, kenapa kamu jadi seperti ini?”

DEG

Suara itu. Sayu? kenapa dia bisa menyusulku? Padahal aku sudah berlari dengan begitu cepat.
Dengan perlahan akupun membalikkan badan.

“apa kau tidak mendengarkan ucapanku tadi hah? Aku bilang mulai sekarang kau jangan dekat-dekat aku lagi. Pergi sana” bentakku padanya

“yama,,,” mata Sayu mulai terlihat berlinang

“udah. Tunggu apa lagi. Pergi sana” usirku dengan suara aga keras

Mendengar itu sayupun langsung berlari menjauhiku sambil terisak. Aku tidak tega melihatnya. Gomen ne sayu,, aku tidak bermaksud menyakitimu. Ini demi kebaikanmu.

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

Jam istirahat telah usai. Kenapa Sayu belum kembali juga. Apa dia pulang? Bener juga, tas dan perlengkapa sekolahnya sudah tak ada. Masa hanya karna aku bentak dia jdi bolos sekolah. Tapi emang salahku juga sih. Tanpa sebab aku menyuruhnya tuk jauh-jauh dariku dan aku membentaknya. Apa saat aku membentaknya tadi wajahku begitu menakutkan? Pantesan teman-temanku dulu sangat takut terhadapku. Baguslah kau sekarang Sayu juga takut terhadapku. Dengan ini dia akan menjauhiku dan dia akan kembali mendapatkan teman. Walaupun aku harus mengorbankan perasaanku dan aku akan kesepian lagi. Aku gak peduli.

~seminggu kemudian~

Sudah seminggu ini aku tidak melihat Sayu. dia kemana? Apa dia sakit? Atau dia sengaja bolos karna aku, karna kejadian itu? Kenapa jadi sampai seperti ini. Aku jadi merasa bersalah. Aku harus minta maaf. Tapi bagaimana caranya? Aku tidak tau dia tinggal dimana. Aku juga tidak mengetahui no HP’a. Bakanya diriku. Emm,, aku tanya jah deh ma Chinen. Dulu dia kan sahabatnya. Pasti dia tau.

Eh, tunggu dulu. Kenapa semuanya seolah tidak peduli dengan keadaan Sayu. dia udah seminggu ini tidak masuk, tapi tidak ada yang bertanya dia tidak masuk karena apa. Begitupun dengan sensei. Ada apa ini? Aku harus mencari tau.

“Yama, ada apa? Apa ada yang tidak mengerti dengan rumus ini?” tanya sensei padaku karna dia melihat aku mengangkat tangan.

“ada sensei” Akupun berdiri dan maju ke depan kelas. Dengan begitu tatapan semua orangpun tertuju padaku.

“di bagian mana yang tidak mengerti?” tanya sensei lagi

“bukan soal pelajaran sensei. Tapi soal Sayu” ucapku

“Sayu?” tanya sensei sambil mengerutkan dahinya. Akupun melihat semua temanku pada berbisik-bisik

“ia. Sayu. Sayumi Michishige” ucapku lagi

“kau mengenal Sayu?” tanya Chinen sambil berdiri dan langsung menghampiriku. Akupun mengerukkan dahiku dengan pertanyaan aneh itu. Jelas aku mengenalnya. Dia teman sebangkuku dan orang yang aku suka.

“ia. Dia kan teman sebangku ku dan selama aku di sini dia yang selalu menemaniku. Manamungkin aku tidak mengenalnya. Aku cuma mau tanya. Dia sudah tidak masuk selama seminggu ini. Tapi kenapa kalian seolah tidak peduli dengan hal itu. Dan untuk kau. kau ini sahabatnya. Kenapa selama sebulan ini kau selalu menghindarinya. Bahkan waktu acara ulangtahunmu dulu, kau tidak mengundangnya. Dia sangat sedih. Apa karna dia berteman denganku maka kalian menjauhinya?” kataku dengan sedikit emosi

“eh? Mana mungkin aku menjauhinya. Dia sahabatku sejak SMP. Lagian,,,” ucap Chinen terpotong dan langsung menundukkan kepala.

“Sayu,, dia memang murid sekolah ini. Tempat duduk yang kau duduki itu dulu adalah tempat duduk Sayu. namun seminggu sebelum kau pindah ke sini dia menghilang. Sampai sekarang pihak kepolisian masih mencarinya. Namun belum juga ada tanda-tanda tentang keberadaannya” jelas Yabu sensei

Aku hanya diam mematung. Kenapa jadi seperti ini? Aku benar-benar bingung

“eh, tadi kau bilang selama kau disini kau selalu ditemeni olehnya? Kau tidak bohong kan? Apa Sayu yang kau maksud itu ini?” tanya Chinen sambil membertikan kaitainya yang memperlihatkan foto-foto Sayu



“ia” ucapku yakin

“aku masih tidak percaya. Apa ada buktinya?” tanya Chinen lagi

“emm. Oyah, dulu aku sempat memotonya ketika acara pertifal sekolah” akupun langsung mengambil kaitai yang ada di dalam saku celana ku dan langsung mencari foto itu.

“kenapa fotonya jadi ada bercak merah?” ucapku dan langsung memperlihatkan foto itu pada Chinen


“gimana? Percaya kan!”

“jadi selama ini kau berbicara dengannya? Aku kira kau,,”

“Kalian kira aku ini gila?” ternyata tatapan aneh itu bukan karna mereka tau bahwa dulu aku ini seorang yankee, tapi karna mereka mengganggapku gila?. Makin parah. Akupun tertunduk lesu.

“Yama, kau sering melihatnya di sini? Apa mungkin dia sudah meninggal. Terus kenapa rohnya selalu bergentayangan di sekolah ini? Apa mayatnya ada di sekitar sekolah ini?” ucap Yabu sensei sambil berfikir

“jadi aku sudah meninggal?”

“suara itu. Sayu” akupun langsung melihat ke arah sumber suara (pintu masuk kelas). Terlihat Sayu sedang mematung dengan pandangan yang kosong. Semua penghuni kelas itupun melihatku dan melihat pintu secara bergantian dengan tatapan bingung.

Sayu mulai terisak. Dia langsung berlari ke luar kelas.

“Sayu chotto matte” teriakku dan langsung mengejarnya. Namun saat sampai di luar kelas aku tidak melihat keberadaannya

“apa kau melihat arwahnya lagi?” tanya Chinen menghampiriku. Dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

“kita harus mencari mayatnya sekarang juga” ujar Chinen “sensei, bolehkan kami berdua ijin untuk mencari Sayu” lanjut Chinen meminta persetujuan pada sensei

“sebaiknya kita semua mencarinya. Dengan itu akan lebih cepat ketemu” ucap sensei. Dan semuanyapun langsung berhamburan keluar kelas.

“apa selama kau bersamanya dia memberikan petunjuk tentang keberadaannya?” Tanya Chinen

“engga. Tapi setiap kali aku ajak dia pulang bareng, dia selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Apa mungkin karna dia tidak bisa meninggalkan lokasi sekolah ini?” ucapku sambil mengingat-ngingat kebersamaanku bersama Sayu

“oyah, di belakang sekolah ada bangunan yang sudah tidak terpakai kan. Dan waktu itu Sayu sempat bilang kalau sudah lama tidak ada yang berkunjung ke dekat bangunan itu. Apa mungkin dia terkurung di sana? Waktu dia teriak minta tolong tidak ada yang mendengarnya karna bangunan itu jauh dari keramayan” kataku

“tapi ngapain dia pergi ke sana. Kalau dipikir-pikir lebih baik kita cari jah dulu di sana. Bener juga apa katamu. Satu tempat yang tidak pernah dilewati orang hanya bangunan itu”

Dengan itu kamipun langsung pergi menemui pernjaga sekolah tuk meminjam kunci gudang itu. Dan setelah mendapatkannya, kamipun langsung menuju tempat yang dimaksud. Ternyata benar, mayat Sayu ada di dalam gudang itu. Saat kami menemukannya, kami hanya berdiri mematung melihat mayat Sayu yang tergeletak tak berdaya di tengah ruangan itu. Seluruh tubuhnya berwarna putih pucat namun tidak ada yang kurang satupun. Bau anyir sangat menusuk hidungku.

‘Sayu,, kenapa jadi seperti ini’ gumamku. Sedikit demi sedikit air mataku pun mulai keluar dan membasahi wajahku. Aku melihat Chinen berlari meninggalkan ruangan ini. Mungkin dia akan memberitahukan bahwa mayat Sayu sudah ditemukan.

“nakenai yo” tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Akupun langsung berbalik ke arahnya. Aku melihat Sayu sedang tersenyum kerahku. Senyuman seperti biasa yang selalu ia perlihatkan kepadaku. Dia menghapus airmataku dengan kedua ibu jarinya.

“arigatou telah menemukan mayatku. Makasih juga selama ini kamu sudah menemaniku. Aku baru ingat. Dulu saat aku mendengar kabar bahwa ada hantu di gudang ini, aku penasaran dan memutuskan tuk membuktikannya dengan datang ke gudang ini sendirian pada malam hari. Waktu aku menunggu kedatangan hantu di sini, aku malah ketiduran. Dan ketika bangun pintunya sudah terkunci. Aku sudah berusaha minta tolong. Namun itu sia-sia. Tidak ada yang mendengar ku. Malangnya nasibku. Tapi aku puas. Aku sudah membuktikannya bahwa hantu itu ada. Dan hantu itu adalah aku sendiri. Hahaha” tiba-tiba Sayu tertawa terbahak-bahak. Aku hanya menatapnya aneh

“Sayu apa kita masih bisa bertemu?” tanyaku. Dan itu membuatnya berhentu tertawa

Dia mendekat ke arahku dan memelukku. Namun saat aku membalas pelukannya dia malah melepaskannya.

“wakaranai. Aku harus pergi sekarang juga. Sayonara” ucapnya dan langsung menghilang begitu saja

“sayu”

~*~*~*~*~ #Chii L Kyuu# ~*~*~*~*~

Seminggu kemudian

Sekarang aku sudah mempunyai teman banyak. Sekarang mereka tidak menatapku aneh lagi. Semenjak kejadian seminggu yang lalu aku dan Chinen menjadi sahabat.

“Sayu,, aku merindukanmu” ucapku sambil berjalan menelusuri lorong yang sudah tak berpenghuni karna sekarang sudah lewat jam pulang

Tiba-tiba ada yang menepuk punggungku. Dia langsung berjalan  mendahuluiku. Saat melewatiku, dia menatapku sambil tersenyum kearahku. Aku hanya dapat mematung melihat kejadian itu.

‘ini tidak mungkin’ gumamku

“Yama,,, ngapain kau berdiri di sana. Ayo cepat pulang. Nanti keburu malem” teriak Chinen dan itu berhasil membuyarkan lamunanku. Akupun langsung berlari kearahnya.

Saat berada di dekat Chinen

“Yama, yang ada di punggungmu itu apa?” tanya Chinen sambil membalikkan badan Yama tuk melihat banda yang menarik perhatiannya. Selembar kertas. Chinenpun langsung mengambilnya

“itu apa?” tanyaku sambil mencoba mengambil kertas itu dari tangannya. Namun Chinen malan menjauhkannya dariku.

“ada tulisannya. biar aku yang baca” ucap Chinen

“jika kau kangen terhadapku. Aku ada di atap” chinenpun membacakan isi dari kertas itu

“wah,, Yama kau punya penggemar. Siapa? Di sini tidak ada tulisan namanya. Apa kau tau siapa yang menempelkan kertas ini?” tanya Chinen

Sayu, jadi itu bener kau. kau kembali?

“Yama,, jawab aku. Jangan senyum-senyum sendiri gitu. Aku jadi takut” ucap Chinen

“jangan bilang kau anggap aku gila lagi! Sudahlah. Ayo cepat kita pulang” ajakku

“kau yakin tidak akan ke atap dulu tuk menemuinya. Kasihan kan kalau sekarang dia menunggumu” ucap Chinen

“udah lah. Ayo. Besok juga bisa” ucapku sambil menarik Chinen pergi



Ne minna,, gimana ceritanya??
saran dan kritikan'a ditunggu yah!!! ^_^