Jumat, 03 Agustus 2012

kesalah pahaman


Ne minna... ini FF terGAJE yang pernah aku buat.. yang mau baca silahkan.. yg gak mau baca jga gpp L

Autor  : SYIFA F S #Chii L Kyuu# *Naoi Kakkoi*
Ganre  : liat jah entar
Pemain : -    Yuri Chinen                 as       Yuri Chinen
-          Hikaru Yaotome          as       Hikari Yaotome
-          Ryosuke Yamada        as       Ryosuke Yamada

Pemain tabahan:
-          Daiki Arioka               as        Daiki Chinen
-          Inoo Kei                      as        Inoo Kei
-          Keito Okamoto           as        Keito Okamoto
-          Yuto Nakajima           as        Yuti Okamoto
-          dll


“HOAAAM... ada di mana ini??” ucap yuri yang baru saja terbangun sambil mengucek-ngucek matanya yang susah di buka

“hah?? Perpustakaan?? Yaah... aku ketiduran.. gimana nih?? Jam berapa sekarang?? Apakah aq berani mengetahui pukul berapa sekarang?? Iie” Yuri menggelengkan kepalanya dan perlahan-lahan berusaha memberanikan dirinya tuk melihat sebuah jam tangan hitam yang terpasang cantik di tangan kirinya

“are,, udah lewat jam 5.. denger-denger di sekolah ini ada hantunya dan katanya hantu itu akan bergentayangan setelah pukul 5 sore... 5 sore? Kayak hantu KUCHISAKE.. apakah sosok hantu itu bener kuchisake?? kowai.. moga jah itu Cuma isu belaka” Yuripun bergegas membereskan buku-bukunya dan langsung pergi menuju halaman sekolah

#sedikitnya tentang Yuri
Yuri adalah salah satu siswi kelas 1 di SMA Hey! Say!. Dia mempunyai seorang sahabat yang selalu menemaninya dari sejak kecil, yaitu Hikari... dia sangat menyukai hewan kucing. Dia ingin sekali memelihara hewan itu. Tapi orangtuanya melarang keinginannya itu. Karena saking sukanya terhadap hewan itu, jika ada yang bertanya “apa cita-citamu??”, dia pasti menjawab “cita-citaku adalah memiliki sebuah rumah yang dipenuhi oleh kucing”.. *cita-cita yang aneh*

Dalam perjalanan dia terus mengotak atik HP’a, berusaha tuk menghubungi seseorang yang bisa di minta bantuan tuk sampai di rumahnya yang cukup jauh dari sekolahnya itu...

“pak Keito (supir) cepet jemput aku sekarang juga di sekolah” kata Yuri dengan nada aga keras

“gomen, ade salah sambung yah!! ini Pak Yuma, penjual ikan goreng yang deket rumah ade itu” jawab orang di sebrang sana

mendengar hal tersebut Yuri langsung melihat layar Hpnya. Dan ternyata benar dia salah sambung.

“hehe, gomen ne Pak Yuma.. eeeeehhhhh” (bukankah Pak Yuma penjual ikan goreng itu sudah meninggal dunia sebulan yang lalu?? Terus, yang aku telpon ini siapa?? Aaaaaaaahhhh) telponpun dengan cepatnya langsung ia tutup

Dengan kejadian barusan Yuri semakin takut berada di sana. Ia mempercepat langkahnya dan kembali mencoba mencari bantuan

“Pak Keito,, tasukette.. sekarang juga jemput aku di sekolah.. aku takut” ucap Yuri dengan nada memelas

“ini de Yuri yah??” tanya seseorang di sebrang sana

(eh, kok suara perempuan?? Apakah aku salah sabung lagi??) gumam Yuri dalam hati dan kembali melihat layar Hpnya. (tapi bener ah, ini no Pak Keito. Aku gak salah) “ini siapa yah??”

“ini bi Yuti, istrinya pak Keito. Ade lupa yah, pak Keito kan lagi pulang kampung dan dia belum bisa kembali bekerja karna sakit” jelas bi Yuti

“hehe, wasuremashita. Gomen ne aku sudah ganggu” menutup HPnya kembali

“aduuuuuuh, moga jah kali ini niichan bisa diandalkan” kembali menekan-nekan HPnya

“maaf nomor yang anda hubungi sedang sibuk atau berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi”

“are, lagi-lagi Dai_nii gak bisa diandalkan. Pasti sekarang dia lagi bersama pacarnya yang super centil itu (inoo). Inoo aku benci kamu. Niichan kenapa kau begitu cinta padanya!!”

~sesampainya di depan gerbang sekolah~

“aduh.. kenapa sih aku bisa sial banget hari ini?? Udah lupa gak bawa uang, tiba-tiba Pak Keito (supir) mendadak sakit lagi. Sahabat ku satu-satunya lagi ijin, ada acara keluarga. Gak bisa dimintai tolong. Jadinya aku gak bisa pulang deh!!” gerutu Yuri sambil berjongkok meratapi nasibnya itu

“Yuri BAKA. Kenapa gak minta tolong okasan atau otosan mu sih. Ngomong-ngomong kamu kan punya niichan, kenapa gak minta jemput saja ma dia! Kalau gak bisa juga, kamu kan bisa minjem uang sama orang-orang disini!!”

“hah, siapa tuh yang ngomong?” Tanya Yuri kaget sambil mengedarkan pandangannya ke segala arah

“bagi yang barusan ngagetin aku, denger yah baik-baik!. Okasan and otosanku lagi sibuk ngurusin bisnisnya di Amerika sana *pamer*. Terus Dai_nii itu lagi nge_date sama pacarnya yang bernama Inoo, cewe yang so imut itu. Mana mungkin dia mau jemput aku! Terus, liat dong baik-baik. Ada orang gak di sekitar sini?? Pikir dong, sekarang sudah setengah enam sore. Mana mungkin ada orang yang masih keluyuran di sekolah jam segini?? Kalau ada juga mungkin dia orang gila” jelas Yuri kesel dengan masih mencari asal suara barusan

“berarti, kamu dong orang gilanya, karna jam segini masih ada di sekolah” ledek ____

“enak ajah, lagian aku masih ada di sekolah ini karna ketiduran waktu baca novel di perpustakaan. sebeeeell” teriak Yuri sambil melempar tasnya

“eh, tunggu dulu? Kimi wa dare? Kok suaranya kedengeran tapi raganya gak keliatan? Apakah kamu hantu penghuni sekolah ini?? kowai”  Yuri pun bergegas mengambil tasnya dan langsung mengambil langkah seribu tuk menjauhi sekolah itu

Setelah berlari sejauh mungkin, Yuripun beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelahnya sesaat tiba di pertigaan.

“aduh, hari ini mungkin hari sialku kali!” ucap Yuri dengan napas yang masih memburu

“dari pada terus mengeluh kaya gini dan gak akan pernah nyampe rumah, lebih baik aku pulang jalan kaki deh!” kata Yuri pasrah. Dan ketika baru melangkahkan kakinya, tiba-tiba dari arah kanan muncul sebuah mobil mewah yang sedang melaju kencang kearah Yuri. Sehingga kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Dia pun langsung tergeletak kaku di pinggir jalan dengan bersimbahan darah

#Chii L Kyuu#

“aku ada di mana?” Tanya Yuri ketika siuman

“kamu ada di rumahku. Kemarin aku gak sengaja nabrak kamu hingga pingsan. Gomen ne” ujar pemuda yang telah menabrak Yuri

“souka”

“kamu mau makan?” tawaran pemuda itu

“boleh deh. Lagian cacing-cacing dalam perutku udah meronta-ronta minta dikasih makan” canda Yuri

“hahaha. Lucu banget sih kamu, lagi sakit masih bisa becanda” Pemuda itu langsung menuju dapur tuk mengambil makanan

MIAU

Tiba-tiba muncul seekor kucing berwarna putih yang langsung tidur di samping Yuri

“neko?? Kawaii” kucing itu pun langsung di peluknya

“makanan udah siap!”ujar pemuda itu saat memasuki kamar

“ryo?? Kenapa kamu disini??  Jangan ganggu dia, dia lagi sakit!” bentak pemuda itu pada kucingnya

“jangan disuruh pergi. aku suka kok dia ada disini. Ternyata nama kamu Ryo yah” kata Yuri sambil menempelkan hidungnya ke hidung kucing itu

“ya udah kalo itu mau kamu. Oh ia, ini makanannya. Aku suapin yah”

*setelah makanan itu habis*

“ngomong-ngomong kita belum kenalan nih. Namae wa Yamada Ryosuke desu. Anata?” pemuda itu pun memperkenalkan dirinya

“Atashi no namae wa Yuri Chinen desu. Yoroshiku ne.”

“wah nama yang indah. Apakah sekolah kamu di Horikoshi gakuen??” Tanya Yama

“kok kamu bisa tau??”

“ya tau lah. Aku tau dari seragam yang kamu pake itu. Lagian aku juga sekolah disana” jelas Yamada

“hontouni? Kelas berapa?” Tanya Yuri

“kelas 2-A”

“oyah senpai, kenapa hari ini senpai gak sekolah??” Tanya Yuri

“kamu lupa yah! Kita kan libur selama satu minggu” jelas Yama

“hah? Wasuremashita (aku lupa)” ucap Chinen garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal

~Seminggu kemudian~

“Ohayou” sapa Yuri pada Hikari yang sudah duluan ada di dalam kelas

“ohayou” balesnya

“selama liburan seminggu ini kamu kemana saja?” Tanya Yuri

“Cuma nemenin obasan doang di desa sana. Kalo kamu??” jawab Hikari sambil balik bertanya

“aku main ke rumah senpai, Yamada Ryosuke.”

“Yamada Ryosuke kelas 2-A itu. Cowo yang paling popular di sekolah ini?” Tanya Hikari gak percaya (dia kan cowok yang aku suka. Beruntung banget sih Yuri bisa kenal sama dia. Mudah-mudahan saja dia tidak menyukai Yamada senpai) harap Hikari dalam hati

“hai. Aku suka bnget ma Ryo. Hontouni kawaii. Makannya aku sering pergi ke rumah senpai.” Jelas Yuri

DEG

(ternyata kita berdua menyukai cowok yang sama. Apakah mereka sudah pacaran?? Apakah aku bisa merelakan cowok yang sangat aku sukai berpacaran sama sahabatku sendiri?? Kenapa bisa kaya gini!! Yadaaaaaaaaaaaaaaa) hati hikaripun berteriak-teriak dan merasakan sesuatu yang teramat sakit

“kamu kenapa?” tanya Yuri yang melihat wajah sahabatnya itu sedikit murung

“gapapa kok” dengan paksa hikari melukiskan senyuman manisnya

“oyah hikka, kamu udah bikin PR MATEMATIKA?? Aku belum nih.. boleh ngintip dikit yah!!” mohon Yuri

“ngintip dikit?? Biasanya juga semuanya... kebiasaan.. lain kali kerjain diri napa” ucap hikari sambil menyerahkan buku PRnya itu

“hehe, klo ngerjain sendiri nanti jah deh. Males. Kalo tinggi badanku naik, baru aku kerjain sendiri” kata Yuri

“berarti seumur hidup kamu bakalan terus nyontek! Hah Yuri, kau ini... kalau terus begini kapan pintarnya??”

“apa maksud kamu dengan seumur hidup itu??” tanya Yuri

“yah aku gak percaya jah kalau tubuh kamu bakal nambah tinggi walaupun cuma satu mili meter” ledek hikari

“yah.. hikari jahat.. kok nyumpahin aku kayak gitu”

“CHIBI”

“hah? Suara siapa tuh?” Yuri kaget karna mendengar suara orang lain. Padahal di kelasnya waktu itu Cuma hannya ada mereka berdua

“Yuri ada apa?” tanya Hikari

“kamu denger sesuatu?”

“iie, emangnya ada apa?”

“tadi aku mendengar seseorang berbicara” jawab Yuri sambil masih mengedarkan pandangannya mencari asal suara

“mungkin itu Cuma firasat kamu saja. Udah lebih baik kamu kerjakan PR kamu sana! Nanti keburu masuk loh”

“un” Yuri dengan cepat menyalin PR matematika itu... udah propesional kali XD

#Chii L Kyuu#

Diatap gedung sekolah Hey! Say! Yuri sedang asik menikmati ice cream kesukaannya sendirian. Dia begitu menikmati pemandangan yang bisa di lihatnya dari sana waktu itu. Lagit yang begitu cerah, yang dihiasi oleh berbagai bentuk awan putih. Di sebelah utara terdapat pemandangan laut biru yang begitu luasnya. Di sebelah selatan terdapat pemandangan kota yang tertata dengan rapihnya. Di sebelah barat terdapat sebuah gunung yang menjulang begitu tingginya. Dan yang terakhir di sebelah timur terdapat hutan yang begitu luasnya.. *tata kota yang teramat aneh dan membingungkan.. biar lah, toh ini imajinasiku.. suka-suka aku dong #PLAK*

YUUURIIIIII” panggilan itu membuat Yuri kaget dan langsung mencari asal suara barusan. Namun tidak ada siapapun di sekitar situ

“kimi wa dare?” dengan perasaan takut Yuri terus mencari sosok orang yang memanggilnya

ini aku. Kamu masih inget kan kejadian sekitar seminggu yang lalu itu

“jadi kau, ha,, ha,, hantuuu” teriak Yuri dan akan mengambil langkah seribu

chotto matte. Aku bukan hantu tau. Masa cantik-cantik begini dibilang hantu sih. Kurang ajar” pernyataan tersebut membuat Yuri mengurungkan niatnya tuk mengambil langkah seribu andalannya

“kalau kamu bukan hantu, tolong perlihatkan dong bentuk kamu. Ah, jangan-jangan kamu malu yah memperlihatkan diri kamu yang sebenarnya” rayu Yuri

engga,, siapa yang malu. Lagian aku Cuma autor. Makannya aku hanya bisa numpang suara doang” jelasnya

“hah? Autor? Ngapain sih lo ganggu-ganggu gue mulu?” tanya Yuri kesal karna si autor sering mengganggunya

suka-suka aku” jawab autor seenaknya

“huh, dasar autor nyebelin. Oooh, aku tau. Pasti kamu numpang exis kan?”

aah, kamu tau jah. Yuri tumben kau pintar” ledek autor

“aku emang pintar” jawab Yuri ketus

pintar dari mana? Nilai ulangan kamu jah selalu jelek

“kata siapa? So tau. Liat nih nilai ujianku kali ini” Yuri mengambil selembar kertas dari dalam kantung bajunya. Kertas yang berisikan seluruh nilai ujiannya. Kertas itu langsung ia angkat tinggi-tinggi ke angkasa oleh kedua tangannya.

Di dalam kertas itu bertulisan:
Nilai ujian Yuri Chinen
Matematika : 7
Bhs Inggris : 10
Bhs Jepang : 8
Sejarah       : 8
Biologi       : 7
Fisika         : 5
Geografi    : 9
Dll

“gimana? Bagus kan semua nilai ujianku? Yuri giruloh” dengan bangganya Yuri terus memperlihatkan hasil ujiannya itu

perasaan di sekolah ini menggunakan nilai sampai angka 100 deh! Wah! Yuri,,, nilai kamu jelek banget... baru kali ini aku melihat nilai yang begitu buruknya” ledek Autor

“Huaaah.. Autor jahat.. udah ah, jangan ganggu aku lagi... lagian itu semua gara-gara ulah kamu. Kenapa kamu bikin aku jadi seorang anak yang bodoh dalam cerita ini.. padahal kan yang sebenarnya aku sangat pintar. Tanpa menghapalpun sebelum ujian aku selalu mendapatkan nilai yang bagus” dengan segera Yuri meninggalkan tempat itu.


#Chii L Kyuu#

“hi, Hikari.. tumben sendirian.. Yuri mana?” sesosok pemuda itu tiba-tiba berada di depan Hikari yang sedang duduk di sebuah bangku yang berada di sisi lapangan basket. Hikari yang lagi asik-asiknya memakan sebungkus roti sambil menikati permainan basket itupun merasa amat terkejut menyadari keberadaan pemuda itu

“Ryo senpai” hanya itu yang dapat Hikari ucapkan

“kamu bener Hikari kan?” tanya Ryosuke.

Hikari hanya mengangguk pelan tuk menjawab pertanyaan itu

(Ryo senpai, kakkoi... aduh, kenapa jantungku berdetak makin kencang.. Hikari please jangan suka sama Ryo senpai. Kalo itu terjadi Yuri pasti merasa kecewa banget. Trus kalo mereka jadian, pasti kamu yang akan tersiksa) Batin Hikari

“senpai kenapa senpai bisa tau nama aku? Oyah! Tadi senpai nanya tentang Yuri yah. Yuri sedang ada di atap sekolah” akhirnya Hikari berani tuk mengeluarkan suaranya

“aku tau dari Yuri. Yuri sering banget nyaritain tentang sahabat satu-satunya. lagian dari dulu aku selalu liat kau berduaan sama Yuri. Jadi aku simpulkan sajah bahwa kamu itu sahabat satu-satunya yang sering di ceritakan oleh Yuri” jelas Ryosuke

“souka”

“Hikari, nanti sepulang sekolah ada waktu ga? Kalau gak ada, mau kan kamu jalan ma aku!” ajak Ryosuke

(apa? Senpai ngajak aku jalan? Mau banget. Apakah aku sedang mimpi? Aku terima gak yah ajakannya? Tapi, kalau Yuri tau gimana??)

“gimana Hikari? Kamu mau kan?” tanya Ryosuke lagi karna Hikari hanya diam saja

“Hikari” panggil seseorang dari arah belakang

“Yuri?”

“eh, ada senpai juga. Wah! Kalian sudah saling kenal yah!” Yuri langsung duduk di samping Hikari

“kebetulan, senpai nanti sepulang sekolah aku main lagi kerumah yah!” lanjut Yuri

“tapi,,,”

“maaf senpai. Aku gak bisa. Aku ada urusan” Hikari langsung berlari meninggalkan mereka berdua. Dia sudah tidak kuat menahan perasaannya.

“Hikari kamu mau kemana?” teriak Yuri namun tidak ada tanggapan dari sahabatnya itu

(dia kenapa? Apa dia tidak menyukaiku) pikir Ryosuke

“senpai aku boleh kan main ke rumah senpai lagi?” tanya Yuri kembali karna tadi belum mendapat jawaban

“hah?”

“hayoh senpai ngelamunin apaan? Tadi aku tanya, apa nanti aku boleh main ke rumah senpai lagi?”

“oh, boleh” jawab Ryosuke sambil memperlihatkan senyumannya yang membuat para gadis terpana dan dengan sekejap dia kembali melamun

“arigatou senpai. Senpai aku duluan yah! udah mau masuk nih.. jaa ne” Yuripun meninggalkan Ryosuke sendirian yang masih melamun

TEEEETTTT

“are? Udah masuk? Eh, ngomong-ngomong Yuri mana?” kata Ryosuke yang baru sadar dari lamunannya dan langsung berlari menuju kelasnya


#Chii L Kyuu#

Waktu terus berlalu. Ketiga orang itu selalu melakukan hal yang sama. Ryosuke yang selalu mendekati Hikari, namun Hikari selalu saja menghindar dengan berbagai alasan. Sedangkan Yuri hampir setiap hari mengunjungi rumah senpainya itu.

“Hikari kenapa dari dulu kau selalu menghindar dariku? Apa kamu gak suka aku?” tanya Ryosuke sambil memegang tangan Hikari dengan lembutnya

“bukan begitu” Hikari hanya menunduk. Dia tidak mampu melihat sosok pria yang sangat ia cintai yang ada di hadapannya itu.

“terus kenapa kau selalu saja menghindar. Asalkan kamu tau, aku sudah menyukaimu saat pertama kali aku melihatmu, semenjak kau mendaftar ke sekolah ini bersama Yuri. Dan sekarang aku ingin kau jadi pacar aku” ucapnya

“gomen senpai. Aku gak bisa jadi pacar senpai. Bukan karna aku tidak suka sama senpai, tapi ada hal lain yang membuat aku seperti ini” jelas Hikari

“apa kamu sudah punya pacar?” tanya Ryosuke

“bukan. bukan karna itu”

“terus?”

“Yuri. Dia juga menyukai senpai. Aku gak mau bikin dia kecewa. Aku gak mau persahabatan kita berdua putus begitu saja”

“oh, karna itu toh. Tenang kalau soal dia, aku yang akan mengurusnya. Aku yakin dia pasti akan mengerti. Dan merelakan aku sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?” tanya Ryosuke lagi dengan penuh harap. Namun Hikari hanya diam

“ya udah kita samperin dia sekarang. Kita minta persetujuan sama dia” ajak Ryosuke

“senpai jangan lakukan itu” larang Hikari

“udah, aku yakin kok gak bakalan terjadi apa-apa” ucap Ryosuke yang langsung mencari Yuri, sedangkan Hikari hanya mengikutinya dari belakang

 #Chii L Kyuu#

“nah! Itu Yuri. Ikou” Ryosuke langsung menarik tangan Hikari. Namun Hikari menolak

“senpai. Aku belum siap”

“udah. Gapapa kok”

“ne, Yuri_can” panggil Ryosuke setelah keberadaannya dekat dengan sosok yang dipanggilnya barusan. Yuri yang sedang membelakangi mereka langsung berbalik

“eh, kalian. Nani atta no?”

“apakah sekarang kamu ada waktu?” Tanya Ryosuke

“memangnya ada apa?. Gomen ne, Sekarang aku lagi ada perlu. Lain kali jah yah, jangan sekarang” jawab Yuri yang membuat hati mereka tidak puas

“please…… sebentar saja, gak akan lama kok” mohon Hikari yang udah bertekad untuk memberitahu yang sebenarnya

“iya, ini penting banget buat kami..” tambah Ryosuke

“baiklah kalau begitu! Memangnya ada apa? Kayaknnya penting banget. Tapi cepetan yah! Aku gak bisa lama-lama” jawab Yuri

“ia. Cuma sebentar. Kami janji. Sebelumnya kami berdua minta maaf dengan sebesar-besarnya.” Ujar Hikari

“minta maaf? untuk apa? Cepatan dong aku buru-buru nih!” kata Yuri. Raut muka Yuripun mulai gelisah

“sebenarnya ……!!! sebenarnya ……!!!” Hikari pun mengulangi kata-kata yang sama seperti radio rusak. Dia sangat takut menyakiti perasaan sahabatnya itu

“sebenarnya apaan? Cepetan, katanya sebentar!!” ucap Yuri dengan nada aga tinggi. Dia pun bertambah gelisah. bisa terlihat dari raut wajahnya yang mulai mengeluarkan keringat

“Yuri maafkan aku yah. Bukannya aku gak suka sama kamu, bukannya kamu gak cantik. Malahan kamu lebih cantik dibandingkan dengan Hikari.” Mendengar pernyataan itu Hikari langsung cemberut

”Demo, hati aku lebil memilih dia dibanding kamu. Sekali lagi maaf yah! Ore wa hontouni gomen nasai” jelas Ryosuke

Air mata Yuri pun langsung keluar, dan ia pun langsung bertanya “terus??”

“kamu marahnya pada kami berdua? Kami berdua tidak bermaksud untuk membuat kamu kecewa dan sedih, tapi kami sudah saling cinta. Kami berdua mau pacaran. Tolong maafkan kami” ucap Hikari

Yuri tidak berkata apa-apa, malahan dia mencoba tuk meninggalkan mereka berdua. Tapi Ryosuke buru-buru menggenggam tangannya dengan erat, sehingga Yuri tidak bisa menjauh

“lepasin aku” Yuripun memberontak supaya tangannya dilepaskan

“maafkan kami berdua Yuri_can. Kita masih tetep sahabatan kan?” Tanya Hikari

“kalian berdua jahat! Lepasin aku. Aku udah gak tahan. Cepet lepasin aku” bentak Yuri yang masih berusaha melepaskan genggaman tangan Ryosuke

“Yuri jangan gitu dong! Maafin kami berdua. Kamu harus ngertiin perasaan kami. Kamu jangan bersikap egois. Kita masih bersahabat kan?” Hikari pun mencoba tuk menenangkan Yuri

“ia, aq maafin kalian. Kita juga masih bersahabat kok. Tapi cepat lepasin aku dulu” mohon Yuri sambil terus menangis

“baik, aku lepasin. Demo, kamu jangan ngelakuin hal-hal yang aneh yah!” pinta Ryosuke

(hah? Aneh. Emang’a aku bakalan ngapain. Aku bilang YA saja deh, dari pada keluar disini. Bisa malu aku) “hai. Sekarang cepat lepasin aku!” suruh Yuri

Yamapun melepaskan genggamannya. Dan setelah itu, Yuri langsung berlari meninggalkan mereka secepat kilat.

“Yuri, chotto matte. Kamu mau kemana??” teriak Hikari

senpai gimana nih! Kayaknya dia menuju ke kamar mandi. Apakah dia mau bunuh diri disana?? Gimana kalo itu terjadi? Aku gak mau kehilangan dia” lanjut Hikari panik

“kamu tenang dulu. Lebih baik kita ikutin dia” Ryosuke pun langsung menarik tangan Hikari dan langsung membawanya pergi tuk mengikuti Yuri

*sesampainya di depan pintu toilet*

“Yuri, kamu baik-baik saja kan di dalam sana?” Tanya Hikari khawatir

“kok gak ada suara apapun. Apa dia sudah….” Lanjut Hikari

“hust.. jangan ngomong gitu” ucap Ryosuke, dan Hikari pun mengangguk patuh

“Yuri, apakah kamu masih hidup??” Tanya Ryosuke yang disusul jitakan yang mendarat di kepalanya

“ittai yo” Rintih Ryosuke kesakitan “kamu apa-apaan sih. Kenapa malah jitak aku. Sakit tau” protes Ryosuke

“salah sendiri, malah nanya yang gak penting kayak gitu” tiba-tiba terdengar suara tangisan dari dalam toilet itu dengan suara aga lirih

“Yuri, daijoubu?” Tanya Hikari khawatir

Tidak ada jawaban apapun dari Yuri, yang mereka dengar hanya suara tangisan dan tangisan

“kita dobrak saja pintunya. Aku takut terjadi apa-apa di dalam sana” usul Ryosuke dan ia pun langsung mendobrak pintu itu hingga terbuka. Di sana terlihat tubuh Yuri yang mungil sedang duduk di pojokan sambil menangis tersedu-tedu

“kalian berdua jahat” kata Yuri dan tangisannya pun makin membesar

“daijoubu? Kamu gak bunuh diri kan?” Tanya Hikari khawarir

“bunuh diri?? Ngapain aku bunuh  diri?? Kurang kerjaan jah. Oh, aku tau! Jadi kalian pingin aku mati!”

“bukan itu maksud kami. Kami takut saja kamu bunuh diri karna kamu gak rela kami berdua jadian” jelas Ryosuke

“buat apa aku bunuh diri karna hal itu. Malahan aku seneng kalian jadian” ucap Yuri yang membuat kedua sahabatnya itu lega + bingung

“turus kenapa kamu membenci kami dan nangis kaya gitu?” Tanya Hikari penasaran

“lihat nih, gara-gara ulah kalian berdua tadi. Aku ngompol. Rok aku basah. Mana mungkin aku masuk kelas dengan keadaan seperti ini” jelas Yuri sambil memperlihatkan roknya yang basah

“Pokoknya kalian harus tanggung jawab. Kalian juga gak boleh bilang sama orang lain tentang hal ini. Jika kalian gak mau tanggung jawab dan berita ini tersebar pada orang lain, liat jah nanti aku akan menjadi hantu gentayangan yang akan ganggu kalian seumur hidup ku” ancem Yuri

“seumur hidup ku? Biasanya juga seumur hidup mu” tanya Ryosuke

“senpai baka. Dalam keadaan seperti ini sempet-sempernya bertanya seperti itu” ucap Hikari

“senpai emang baka. Jelas-jelas seumur hidup aku lah.. kalau seumur hidup kalian, gimana kalau nanti aku yang mati duluan, mana bisa aku ganggu kalian” jelas Yuri

“eet, jika kami mati duluan juga, kamu gak bisa ganggu kami kan” kata Ryosuke

“ia juga yah”

“ah, kalian berdua ini baka. Ngapain mempermasalahkan hal seperti itu. Kita harus cepat mencari solusi. Sebentar lagi mau masuk” ucap Hikari

“ih, udah gede masih ngompol”

“Yuri, siapa tuh? apakah ada orang lain selain kita di sini?” Tanya Hikari sambil mengedarkan pandangannya. Ryosuke pun ikut mengedarkan pandangannya.

“udah. Biarin saja! Jangan di anggap. Dia cuma Autor yang gak jelas” ucap Yuri yang sudah terbiasa dengan kelakuan Autor yang selalu mengganggunya itu

“wakatta” ucap Hikari dan Ryosuke hampir barengan

“yah. Aku di campakkan. Hiksu… huhuhu” autor pun langsung pergi ke tempat Ryutaro untuk mengadukan kelakuan Yuri terhadapnya

“emang gue pokirin!” kata Ryuu dengan sikap acuh tak acuh

“Ryuu kok gitu!! Sakit hati. Tapi tenang, masih ada papi Yuya dan abangku tersayang Yabu”

“hah? Emang loe siapa kita? Kenal juga engga. Bye!” ucap Yuya

“ternyata aku benar-benar dicampakkan oleh mereka semua” autor pun mulai mengeluarkan air matanya

“jangan nangis, masih ada kok yang sayang sama kamu” Yabu pun menghibur autor

“hontouni? Dare?” autor merasa bahagia karna masih ada yang menyayanginya dan langsung menghapus air matanya

“keluarga kamu! Jaa ne, udah dulu yah. Aku dan Yuya mau pergi ke mall dulu” mereka berduapun langsung meninggalkan autor yang sedang mangap

“are, nasib… nasib… eh, kok jadi nyeritai tentang Autor yah!. Uh, BAKA. Gomen ne minna, sudah terjadi kesalahan yang fatal. Autor janji, gak bakalan ngulangi kesalahan lagi. Demo, jika terulang kembali, atashi wa hontouniiii gomen nasai. autor juga hanya manusia. Jadi….XXXXXXXX *Autor di bekap*

“jadi gak nih lanjutin ceritanya??” protes pembaca

“hehehe.. ia, ia, jadi. Tunggu dulu dong. Kata pa ustad juga, jadi orang itu harus sabar. Nanti di sayang tuhan deh” dengan memperlihatkan gaya imutnya

“ni orang maunya apa sih??” karna kesal pembaca pun melempari autor dengan sandal swalownya

“ia, ia, ia.. Kembali ke FF..” >o< Autor langsung pingsan karna kena lempar sandal dri pembaca

“apa yah? Apa yah? Apa yah? Jadi lupa mau lanjutin apa”

“kok autornya idup lagi??”

Seret autor dan kunci dia di gudang. “gomen ne minna, dia emang gitu. Kita lanjutin lagi yah ceritanya. Kenalin dulu, aku autor ke 2. Kembali ke LEPTOP. Ups, salah. kembali ke FF”

*setelah mencarikan solusi buat Yuri*

“Yuri aku masih bingung. Dulu kan kamu sempet curhat ma aku kalau kamu tuh suka banget ma Ryo senpai. Sering ngomongin dia, hamper tiap hari pergi ke rumahnya. Tapi kenapa sekarang malah relain hubungan kita? Kamu beneran gak apa-apa kan?” Tanya Hikari

“kapan aku bilang suka sama senpai?” Tanya Yuri heran sambil mengingat-ngingat kembali masa lalu

“dulu. Kamu bilang suka sama Ryo”

“Ryo? Oh, ternyata kamu salah paham yah! Yang aku maksud bukan Yamada Ryosuke. Kapan juga aku panggil dia dengan sebutan Ryo. Aku kan suka panggil dia senpai” jelas Yuri

“trus Ryo itu siapa dong?” Tanya Hikari makin penasaran

“APA? Jadi selama ini kamu selalu pergi ke rumah aku karna kamu suka sama Ryo kucing peliharaan ku itu??” Tanya Ryosuke syok

“hai. Lagian aku sudah punya pacar kok” ucap Yuri sambil senyum-senyum sendiri

“masa?? Kok aku gak pernah melihatnya” kata Hikari

“mau liat??” Yuri pun langsung membuka tasnya dan mencari sesuatu di dalam sana sambil membanggakan sosok pacarnya itu “dia itu yah suka nemenin aku kemanapun aku pergi. Makan, tidur, mandi, pokoknya kami berdua tidak pernah berpisah.”

“hah? Mandi bareng?” Ryosuke makin syok dan langsung ngayal

“tapi kenapa aku gak pernah melihatnya” ucap Hikari bingung

“Nih dia pacarku” ujar Yuri sambil menunjukkan telpon genggamnya

“mana?” Hikari langsung mengambil HP itu dan langsung melihat tampilan di layar HP Yuri. Namun Hikari hanya melihat fotonya yang sedang tertidur pulas

“aku?”

“bukan, bukan kamu. Aku masih normal kali. Walaupun nama aku YURI. Tapi aku bukan pecinta sesama jenis. Aku engga lesbian tau” ucap Yuri

“terus mana pacar kamu?” tanya Hikari yang masih asik mengotak atik HP sahabatnya itu tuk mencari sosok pacar sahabatnya yang misterius itu. Dia sangat penasaran

“itu yang kamu pegang” jawab Yuri sambil menunjuk Hp’a dan langsung mengambilnya

“hah, jadi pacar kamu itu sebuah handpone??” Tanya Hikari bingung

“hai, ya kan Rei_chan” bales Yuri sambil menciumi HPnya

“huh, dasar cewe aneh” ucap mereka berdua hampir bersamaan sambil menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan

“sama sajah Yuri. Kau gak normal. Masa benda mati dianggap pacar sih” ucap Ryosuke namun Yuri masih saja menciumi HP’a itu


The End

Gimana minna ceritanya?? GAJE yah?? Pasti gak seru.. gomen ne, aku emang gak berbakat dalam membuat cerita.. tapi aku pengen banget bisa seperti kalian…
Yang sudah terlanjur baca tolong beri komennya..
Aku butuh kritik dan saran kalian

Arigatou